REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam tidak pernah lelah membela keadilan untuk bumi Palestina yang dijajah oleh Israel. Para pejuang Palestina terus bermunculan di setiap zaman, pantang menyerah melawan ketidakadilan dan penjajahan. Salah satunya, Izzuddin Al Qassam.
Izzuddin Al-Qassam memiliki nama lengkap Muhammad Izzuddin Abdul Qadir Al-Qassam. Ia lahir pada tahun 1882 Masehi di Jibillah, Suriah. Dikisahkan, Izzuddin Al-Qassam pernah belajar di Al-Azhar, di sana dia belajar kepada Syekh Muhammad Abduh.
Izzuddin Al-Qassam adalah seorang Syekh tarekat Asy-Syadzaliyah di Jilah Al-Adhamiyah, sebuah wilayah di Suriah bagian utara. Izzuddin Al-Qassam juga ikut dalam revolusi Suriah, revolusi tersebut berakhir dengan adanya pertempuran Melson pada tahun 1920.
Setelah penjajah Prancis menjatuhkan hukuman mati kepada Izzuddin Al-Qassam, dia pindah ke Haifa di Palestina. Alasan lain kepindahannya ke kota Haifah adalah karena keberadaan Yahudi sudah semakin bertambah besar di Palestina.
Di Palestina, Izzuddin Al-Qassam tinggal di rumah Haji Amin Nurruddin. Di sana kegiatan Izzuddin Al-Qassam adalah mengajar dan berceramah di Masjid Al-Istiqlal.
Pada tahun 1928, Izzuddin Al-Qassam mendirikan kantor cabang Jam'iyah Asy-Syubban Al Muslimin di kota Haifah, dia sebagai pemimpinnya.
Perjuangan Izzuddin Al-Qassam di Palestina selalu menitikberatkan pada tiga hal. Pertama, selalu waspada akan ancaman Yahudi. Kedua, ajakan untuk berjihad. Ketiga, memilih orang-orang yang berkualitas dan dibekali dengan pemikiran yang benar serta keahlian militer.
Pada tahun 1931 pasukan yang dibentuk Izzuddin Al-Qassam menyerang perkampungan Yahudi di Yagur, dalam penyerangan tersebut tiga tentara Yahudi terbunuh. Pasukan Izzuddin Al-Qassam meneruskan penyerangannya dan menyebar ke seluruh wilayah pegunungan.
Setelah pasukan Inggris mempersempit ruang geraknya di Haifa, maka pada tahun 1935, Izzuddin Al-Qassam bersama enam temannya pindah ke daerah pegunungan.
Pasukan yang dibentuk Izzuddin Al-Qassam jumlahnya mencapai 200 orang, dari jumlah tersebut ia membaginya ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang dan salah seorang diangkat sebagai pemimpin untuk memberi arahan.
Pasukan Izzuddin Al-Qassam tidak begitu lama berjuang untuk menambah pasukannya. Kemudian pasukan Izzuddin Al-Qassam bertambah banyak dan mencapai 800 prajurit. Tiap kelompok yang tadinya terdiri dari lima orang menjadi sembilan orang pada tahun 1935.
Pasukan Inggris dengan persenjataan yang lengkap dan dibantu dengan pesawat tempur menyerang pasukan Izzuddin Al-Qassam di Yabad. Dalam pertempuran tersebut Izzuddin Al-Qassam gugur sebagai syahid bersama dua orang mujahid lainnya.
Semua orang Palestina melakukan sholat ghaib. Jenazah syahid dengan bajunya yang berlumuran darah itu dibawah oleh ribuan orang ke pemakaman yang ada di kampungnya. Setelah terbunuhnya tiga syahid itu banyak sekali terjadi pergolakan dan pemogokan. Sebuah sayap kelompok Hamas (Harakah Muqawamah Islamiyah) menulis nama Izzuddin Al-Qassam dalam bendera mereka.
Kisah Izzuddin Al-Qassam membela Palestina ini dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.