REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Beberapa waktu lalu seorang siswa laki-laki berinisial D (16) kelas IX SMPN 132, Cengkareng, Jakarta Barat tewas karena terjatuh dari jendela yang ada di lantai empat sekolah. Dalam hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat bicara terkait hal tersebut.
"Siswa jatuh, peran guru, orang tua murid, peran kepala sekolah, semua berperan awasin murid, anak-anak kita. Kan kemarin kecelakaan karena mereka mau merokok ya? ngumpet-ngumpet ingin merokok. Ini peran orang tua," kata Heru di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Rabu (18/10/2023).
Terkait gedung atau konstruksi bangunan sekolah tersebut nantinya akan diperbaiki. Sehingga siswa-siswi tersebut bisa belajar dengan aman dan nyaman.
"Kan dia nyopot ya? nyopot kaca? dari siswa juga harus disiplin. Kepala sekolah juga harus ingatkan guru-guru dan anak sekolahnya," kata Heru.
Ia menambahkan hal ini jadi Pekerjaan Rumah (PR) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta untuk mengawasi sekolah-sekolah yang gedungnya kurang layak.
"Nanti diamankan. PR Pak Kadisdik. Kepala sekolah kan ada biaya perawatan. Pak Kadisdik sudah bikin Surat Ederan (SE) mengimbau bagi yang rawan kecelakaan diperbaiki," kata Heru.
Sebelumnya diketahui, Seorang siswa laki-laki berinisial D (16) kelas IX SMPN 132, Cengkareng, Jakarta Barat tewas karena terjatuh dari jendela yang ada di lantai empat sekolah pada kemarin (9/10/2023). Dalam hal ini, pihak sekolah angkat bicara mengenai kejadian yang menimpa siswanya tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 132 Jakarta Endang Sukesi mengatakan salah satu siswanya terjatuh dari jendela belakang sekolah saat jam istirahat sekitar pukul 09.30 WIB. Ia mengaku saat itu ia sedang di ruangannya karena ada tamu.
"Jadi, 5 menit sebelum masuk kelas. Ada berita anak terjatuh, tidak sadarkan diri. Kita ambil langkah cepat dan langsung ke Rumah Sakit (RS) Grha Kedoya, Jakarta Barat," kata Endang saat ditemui Republika di SMPN 132, Jakarta Barat pada Selasa (10/10/2023).
Ia menjelaskan saat di RS secepatnya diambil tindakan sampai memakai alat pemacu jantung. Namun, sayangnya siswa tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal.
Berdasarkan pantauan Republika, SMPN 132 hari ini sepi karena telah diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga hanya ada guru-guru. Sekolah tersebut dekat dengan pemukiman warga. Republika pun keliling di lantai satu sampai belakang sekolah, banyak barang dan gudang yang tidak terurus.
Sekolah tersebut dari depan terawat dan bersih. Namun, saat Republika menyusuri ke belakang sekolah terdapat banyak jendela yang bolong dan tidak dibatasi apapun. Bahkan, ada kaca jendela yang sudah copot.
Tidak hanya itu, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pun yang ada di belakang sekolah sudah ada garis polisi dan ditaburi bunga. Warga pun tetap berlalu lalang seperti biasa. Anak-anak di lingkungan tersebut bahkan main di sekitar TKP.