REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Garut bakal menarik infak dari para calon pengantin yang hendak menikah di Kabupaten Garut. Penarikan infak itu akan mulai diberlakukan pada November 2023.
Ketua Baznas Kabupaten Garut Abdullah Effendi mengatakan apabila dulu calon pengantin harus membawa infak berupa pohon atau tanaman hidup, kali ini pihaknya akan menarik infak melalui kupon. Besaran infak itu adalah Rp 25 ribu per orang.
"Sudah ada edaran bupati terkait infak bagi para calon pengantin, yaitu Rp 25 ribu per orang. Teknisnya nanti dengan UPZ KUA, nanti yang memantau kepala Kemenag," kata dia melalui keterangan, Kamis (19/10/2023).
Ia menjelaskan, penarikan infak rencananya akan mulai diberlakukan pada November 2023. Namun, infak itu tak bersifat wajib. Ketika ada calon pengantin yang tidak mampu, ia diperkenankan tidak memberi infak.
"Jika ada yang tidak mampu, karena infak adalah ajakan, maka itu tidak masalah. Namun, penting bagi kepala KUA dan UPZ di KUA masing-masing untuk memberikan edukasi terkait hal ini, karena jika terkumpul, maka akan sangat bermanfaat," ujar dia.
Abdullah menyebutkan, berdasarkan informasi dari Kemenag, rata-rata sekitar 20 ribu orang menikah di Kabupaten Garut. Banyaknya orang yang menikah itu dinilai merupakan potensi yang sangat besar. Ketika satu orang memberikan infak sebesar Rp 25 ribu, infak yang terkumpul dalam satu tahun bisa mencapai Rp 500 juta.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menilai program itu sangat berpotensi meningkatkan target pengumpulan zakat, infak, dan sedekah, pada tahun depan. Pasalnya, orang yang menikah di Kabupaten Garut dapat mencapai puluhan ribu orang setiap harinya.
Ia menambahkan, saat ini sebagian besar dana yang diterima oleh Baznas Kabupaten Garut berasal dari kalangan aparatur sipil negara (ASN). "Sedangkan yang berada di masyarakat masih belum optimal, masih belum digali," kata dia.