REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya berencana akan mengembangkan industri ekonomi kreatif yang berbasis teknologi di wilayah Priangan Timur, khususnya Kota Tasikmalaya. Industri itu dinilai memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Aswin Kosotali mengatakan, selama ini pihaknya fokus dalam pengembangan industri ekonomi kreatif berupa fesyen, wastra, dan kriya. Namun, di sisi lain ekonomi kreatif di Kota Tasikmalaya tak sebatas tiga subsektor tersebut. Terdapat ekonomi kreatif lainnya, seperti desain, kreator konten, dan banyak lainnya.
"Itu mungkin banyak di sini yang bisa kita kembangkan. Kita ingin ada kebaruan dalam kita mengembangkan industri kreatif," kata Aswin, Sabtu (21/10/2023).
Kendati demikian, bukan berarti BI Tasikmalaya akan meninggalkan pengembangan industri ekonomi kreatif yang sudah mapan. Pengembangan industri ekonomi kreatif itu tetap akan didukung, sambil juga mencari kebaruan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Tasikmalaya agar bisa lebih baik dari tahun ke tahun.
"Kita sedang cari format dukungan yang akan diberikan. Karena kan di Tasikmalaya pasti banyak anak muda, pelaku komunitas yang bergerak. Buktinya lomba logo itu kan banyak yang ikut. Itu kan ekonomi kreatif," ujar dia.
Dalam upaya pengembangan industri ekonomi kreatif, dalam kegiatan Pekan Kreasi Priangan Timur dan Puspa Kriya 2023, Aswin mengatakan, pihaknya melibatkan sejumlah komunitas. Beberapa di antaranya adalah komunitas barista, komunitas ekonomi kreatif, dan lainnya.
"Kita mau cari potensinya. Saya belum bisa berbicara banyak, tapi saya punya pemikiran potensi itu kalau ada bisa dikembangkan ke depannya," ujar dia.
Ia menilai, sektor ekonomi kreatif sangat memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi. Kontribusi sektor ekonomi kreatif pada perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan, hingga tahun 2021 mencapai 7 persen dari total PDB Nasional.
Selain itu, sektor ekonomi kreatif juga turut menyerap tenaga kerja hingga 19,24 juta orang, yang diikuti dengan peningkatan upah tenaga kerja (pendapatan) hingga lebih dari 100 persen dalam jangka waktu delapan tahun. Hal itu dinilai membuat industri ekonomi kreatif menjadi makin menarik dan berpotensi menjadi sumber akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai pusat industri kreatif di Priangan Timur dinilai memiliki berbagai produk kreatif unggulan seperti bordir, kerajinan mendong, payung geulis, kelom geulis dan sebagainya. Potensi industri kreatif di bidang digital juga mulai berkembang dan perlu terus didorong sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kota Tasikmalaya.