REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Saat ini terjadi peningkatan kasus perlemakan hati. "Kasus perlemakan hati akibat gangguan metabolik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam dekade akhir.
Faktor-faktor seperti perubahan gaya hidup, pola makan yang tidak sehat, tingginya insidensi obesitas dan diabetes telah berkontribusi terhadap peningkatan kasus perlemakan hati di Indonesia," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Saut Horas H Nababan Ph.D, Sp.PD-KGEH. "Hal itu menunjukkan masyarakat Indonesia menderita atau berisiko terserang penyakit hati akibat gangguan metabolik,” kata dr Saut.
Untuk itu, dr Saut berpesan kepada masyarakat agar menjaga pola hidup sehat dengan menjaga asupan untuk mencegah obesitas dan diabetes yang berkontribusi terhadap kasus perlemakan hati.
Untuk meminimalisasi terkena penyakit perlemakan hati ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti mempertahankan berat badan yang sehat. Jika kelebihan berat badan atau obesitas, penurunan berat badan secara bertahap dengan mengombinasikan diet sehat dan olahraga dapat membantu mengurangi penumpukan lemak di hati.
Selain itu menjalani kegiatan fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak di hati. Kemudian jangan lupakan pola makan sehat, di mana fokus pada makanan yang seimbang dengan menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan garam berlebih. Makanan yang tinggi serat, seperti buah-bahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu memperbaiki metabolisme tubuh.
Kadar gula darah juga perlu dikontrol dengan mengikuti diet rendah karbohidrat dan menjaga pola makan seimbang. Terakhir, bila seseorang kerap mengonsumsi alkohol, maka konsumsilah secara bertanggung jawab atau bahkan hindari konsumsi alkohol secara keseluruhan karena ini akan membantu menjaga kesehatan hati.