Jumat 27 Oct 2023 10:03 WIB

Ada Tekanan Net Sell Asing, IHSG Tetap Dibuka Tangguh

IHSG berhasil melompat ke zona hijau dengan menguat ke level 6.738,87.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja membersihkan logo IDX di bawah layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pekerja membersihkan logo IDX di bawah layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak optimistis pada pembukaan perdagangan Jumat (27/10/2023). IHSG berhasil melompat ke zona hijau dengan menguat ke level 6.738,87.

Kemarin IHSG terpangkas cukup tajam sebesar 1,75 persen karena adanya tekanan aksi jual bersih atau net sell dari investor asing yang jumlahnya mencapai Rp 1,37 triliun. 

Baca Juga

Pergerakan IHSG pagi ini senada dengan mayoritas bursa di kawasan Asia. "Berusaha untuk rebound, indeks saham di Asia pagi ini dibuka beragam," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam ulasannya. 

Indeks Nikkei 225 dan Hang Seng kompak melompat hingga mencapai 1,44 persen. Kemudian Shanghai Composite menyusul dengan kenaikan sebesar 0,39 persen, sementara Strait Times menguat tipis 0,19 persen. 

Di sisi lain, bursa utama Wall Street berguguran pada perdagangan semalam. Nasdaq memimpin pelemahan sebesar 1,76 persen, lalu diikuti S&P 500 yang terkoreksi 1,18 persen. Sedangkan Dow Jones ditutup melemah 0,76 persen. 

Indeks saham utama di Wall Street turun tajam di bawah tekanan laporan keuangan kuartal III 2023 perusahaan raksasa di sektor Teknologi yang keluar mengecewakan. Hal terzebut seiringan dengan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) yang tinggi.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi Pemerintah AS mengalami penurunan sekitar 10 bps menjadi 4,85 persen karena investor mencrena rilsi data ekonomi AS terkini. Data Produk Domestik Bruto (PDB) memperlihatkan ekonomi AS tumbuh 4,9 persen qoq di kuartal III 2023.

"Ini adalah sebuah sinyal ketahanan luar biasa dari ekonomi AS sehingga akan memicu bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga acuan di tingkat yang tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Phillip Sekuritas Indonesia. 

Dari Eropa, bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga Main Refinancing Operation Rate di level 4,5 persen sementara Marginal Lending Facility rate di pertahankan di 4,75 persen.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement