REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Penjabat menteri hak-hak sosial Spanyol Ione Belarra, pada Ahad (29/10/2023) mendesak Eropa untuk segera bertindak melawan "genosida terencana" di Palestina. Ia meyakini Uni Eropa akan menerima 'karma' atas kemunafikannya membiarkan genosida terencana terjadi di Gaza oleh Israel.
Pernyataan Ione Belarra itu disampaikan dalam sebuah video yang dibagikan di akun X-nya, di mana ia berbicara kepada wartawan dalam sebuah protes pro Palestina di Madrid.
"Hari ini kami di sini menemani semua orang yang baik di negara kami dan juga semua orang di seluruh Eropa yang ingin meminta dan menuntut diakhirinya genosida terencana ini, pembersihan etnis terhadap orang-orang Palestina yang dilakukan oleh Negara Israel," ujar Belarra.
“Bring Netanyahu before the International Criminal Court so that he can be tried for what he is, a war criminal.”
—Ione Belarra, Spain’s Minister of Social Rights pic.twitter.com/cRH5IPblIj
— sarah (@sahouraxo) October 29, 2023
Para pemimpin Eropa, termasuk Spanyol, "tidak mampu menghadapi situasi yang gawat ini," katanya. "Kami tidak ingin terlibat dalam genosida terencana ini dan kami pikir Eropa harus segera bertindak. Saya percaya bahwa Eropa akan membayar mahal untuk kemunafikan ini," ujarnya menekankan.
"Publik tercengang melihat bagaimana seluruh posisi Uni Eropa tunduk pada kepentingan Amerika Serikat dan Israel," katanya melanjutkan.
Ia mengajak, bahwa posisi pembelaan atas Israel seperti itu dapat berubah hari ini. Belarra menyerukan kepada negara-negara Eropa sekali lagi, untuk menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel, dan menerapkan sanksi ekonomi yang patut dicontoh terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan seluruh kepemimpinan politik, serta embargo senjata.
"Tentu saja, (kita harus) membawa Netanyahu ke Mahkamah Pidana Internasional untuk diadili sebagai penjahat perang," ujarnya dan menambahkan: "Saya bersikeras, tidak dengan diam dan tidak dengan keterlibatan kita. Kita membutuhkan Uni Eropa untuk bertindak."
Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas melakukan serangan lintas batas, menewaskan 1.400 orang dan menyandera banyak orang.
Jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 8.005 orang, termasuk 3.342 anak-anak, 2.062 wanita, dan 460 orang tua, menurut Kementerian Kesehatan.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari Sabtu mengumumkan "perluasan operasinya," dan beralih ke "tahap berikutnya dari perang kami melawan Hamas," yang mencakup operasi darat. Serisaknya 2,3 juta penduduk Gaza juga bergulat dengan kekurangan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan akibat blokade Israel terhadap daerah kantong tersebut.