Selasa 31 Oct 2023 16:49 WIB

Nabi Muhammad Umpamakan Sifat Abu Bakar dengan Nabi Ibrahim dan Nabi Isa  

Nabi Muhammad pun memilih pendapat Abu Bakar.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).
Foto: google.com
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketika kaum Muslimin mendapatkan kemenangan dalam Perang Badar dan pulang ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk dimintai pendapat tentang apa yang harus dilakukan terhadap para tawanan perang.

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu berkata, "Wahai Rasulullah, mereka (tawanan perang) masih kerabat kita. Kenapa kita tidak mengarahkan mereka membayar tebusan saja? Tebusan itu nanti dapat kita manfaatkan sebagai bekal untuk memperkuat pasukan Islam. Mudah-mudahan Allah memberi petunjuk kepada mereka, sehingga mereka menjadi pendukung kita."

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW berkata, "Bagaimana menurut kamu, wahai Umar bin Khattab?” 

Karena Umar bin Khattab adalah orang yang keras dan tegas dalam memegang kebenaran. 

Umar bin Khattab langsung berkata, "Demi Allah, aku tidak sependapat dengan Abu Bakar. Menurutku, sebaiknya engkau biarkan kami membunuh mereka semua, meski mereka ada ikatan kekerabatan dengan kami, seperti aku terhadap si fulan (kerabat dekat Umar), Ali bin Abi Thalib kepada saudaranya, Hamzah kepada saudaranya, Abbas, dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan supaya mereka sadar bahwa tidak ada ampunan bagi orang-orang yang menyekutukan Allah, apalagi mereka adalah para pemimpinnya."

Sementara Abdullah bin Rawahah berpendapat, “Wahai Rasulullah, menurutku sebaiknya mereka (tawanan perang) dijebloskan saja ke dalam lembah yang penuh dengan kayu bakar, lalu bakarlah mereka."

Nabi Muhammad SAW kemudian menghentikan musyawarah tersebut untuk sementara dan masuk ke rumah. Tidak lama kemudian Nabi Muhammad SAW keluar dan para sahabat saat itu terpecah menjadi tiga pendapat. Yaitu pendapat Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abdullah bin Rawahah. 

Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Kuasa melunakkan hati seseorang sehingga menjadikannya lebih lembut dari air susu. Allah juga Maha Kuasa mengeraskan hati seseorang, sehingga menjadikannya lebih keras daripada batu."

"Adapun kamu, wahai Abu Bakar, hati kamu lembut seperti lembutnya hati Nabi Ibrahim Alaihissalam yang berkata bahwa barang siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

"Sifat kamu juga halus seperti Nabi Isa Alaihissalam yang berkata bahwa jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sedangkan kamu, wahai Umar, seperti Nabi Nuh Alaihissalam yang mengatakan bahwa ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Juga seperti Nabi Musa Alaihsialam yang mengatakan bahwa Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kuncilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya kalian mempunyai kewajiban dan membutuhkan harta. Maka, janganlah kalian lepaskan mereka, kecuali membayar tebusan atau memenggal leher mereka."

Rasulullah SAW akhirnya memilih pendapat Abu Bakar. Kisah ini Dilansir dari buku 150 Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ditulis Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi yang disunting, diterjemahkan dan diterbitkan kembali PT Mizan Pustaka, 2016. 

Apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam kisah di atas sebagaimana ayat Alquran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

. . . . Maka, siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku. Siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim Ayat 36)

اِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَاِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۚوَاِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَاِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ 

Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Ma'idah Ayat 118)

وَقَالَ مُوْسٰى رَبَّنَآ اِنَّكَ اٰتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَاَهٗ زِيْنَةً وَّاَمْوَالًا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ رَبَّنَا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِكَ ۚرَبَّنَا اطْمِسْ عَلٰٓى اَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْا حَتّٰى يَرَوُا الْعَذَابَ الْاَلِيْمَ 

. . . . Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang sangat pedih. (QS Yunus Ayat 88)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement