REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mencela perusahaan bir asal Denmark, Carlsberg karena mengira dapat keluar dari Rusia tanpa sanksi setelah Barat menjatuhkan sanksi ke Moskow usai invasinya ke Ukraina.
CEO Carlsberg Jacob Aarup-Andersen mengatakan Rusia telah mencuri bisnisnya setelah pada bulan Juli lalu Presiden Vladimir Putin memberi izin sementara pada pemerintah Rusia untuk menguasai mayoritas saham perusahaan bir Rusia, Baltika.
Rusia mengatakan langkah tersebut tidak mengubah struktur kepemilikan. Tetapi Carlsberg mengatakan mereka telah memutuskan hubungan dengan Baltika, membatalkan semua perjanjian lisensi, dan tidak akan membuat kesepakatan dengan Moskow yang akan membuat penyitaan tersebut terlihat sah.
Medvedev, yang dulu dipandang sebagai seorang reformis liberal, namun kini menjadi seorang yang sangat keras sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengejek produsen bir tersebut dalam unggahan di Telegram.
"Seperti saudara-saudara mereka di kebun binatang Barat, mereka meninggalkan semua yang ada di Rusia karena alasan politik, menolak untuk memenuhi kewajiban mereka kepada para kontraktor Rusia," kata Medvedev, Rabu (1/11/2023).
"Dan mereka mengira mereka akan dibiarkan begitu saja, kami memberi Anda sanksi dan senjata kepada rezim Ukraina, tetapi jangan sentuh properti kami, atau setidaknya biarkan kami menjualnya secara menguntungkan'," tambahnya.
Grup Denmark menghentikan investasi di Rusia tak lama setelah invasi ke Ukraina. Mereka telah mencoba menjual Baltika sejak tahun lalu, mengikuti jejak banyak perusahaan Barat lainnya yang keluar dari Rusia.
Carlsberg memiliki delapan pabrik bir dan sekitar 8.400 karyawan di Rusia, dan menerima keuntungan 9,9 miliar krown Denmark atau 1,4 miliar dolar AS dari Baltika tahun lalu.