Sabtu 04 Nov 2023 13:30 WIB

Gencatan Senjata Gaza akan Berdampak pada Islamofobia 

Strategi AS memerangi Islamofobia harus dimulai dengan menuntut gencatan senjata.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pada Kamis (2/11/2023) bahwa strategi Gedung Putih untuk memerangi Islamofobia harus dimulai dengan menuntut gencatan senjata di Gaza.

“Langkah pertama dan terpenting yang harus diambil Presiden Biden untuk memerangi meningkatnya Islamofobia adalah langkah yang berulang kali diminta oleh para pemimpin dan organisasi Muslim Amerika, menuntut gencatan senjata di Gaza,” kata Wakil Direktur CAIR, Edward Ahmed Mitchell dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Jumat (3/11/2023).

Baca Juga

“Mengakhiri dukungan AS (Amerika Serikat) terhadap pemboman pemerintah Israel di Gaza sangat penting untuk menyelamatkan nyawa di sana dan mengurangi ancaman Islamofobia di dalam negeri. Tidak ada yang lebih penting bagi komunitas Muslim Amerika saat ini selain gencatan senjata, dan tidak ada dampak yang lebih besar dalam perjuangan melawan meningkatnya Islamofobia,” lanjutnya.

Sementara Pemerintahan Biden pada Rabu (1/11/2023) mengumumkan Strategi Nasional untuk Melawan Islamofobia di AS.

“Presiden Biden mencalonkan diri untuk memulihkan jiwa bangsa kita. Dia dengan tegas menyatakan: Tidak ada tempat untuk kebencian terhadap siapa pun di Amerika. Periode,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam sebuah pernyataan.

“Pengumuman hari ini adalah langkah terbaru sebagai bagian dari arahan Presiden Biden tahun lalu untuk membentuk kelompok antarlembaga guna meningkatkan dan mengoordinasikan upaya Pemerintah AS dengan lebih baik untuk melawan Islamofobia, Antisemitisme, dan bentuk-bentuk bias dan diskriminasi terkait di Amerika Serikat,” lanjutnya.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement