REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok Houthi Yaman menyita sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel di rute pelayaran penting Laut Merah pada Ahad (19/11/2023). Mereka pun menyandera lebih dari dua lusin awak kapal.
Houthi yang didukung Iran mengumumkan telah mengambil alih kapal tersebut karena hubungannya dengan Israel dan menyandera awak kapal. Mereka berjanji akan memperlakukan para awak kapal sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Kelompok tersebut memperingatkan akan terus menargetkan kapal-kapal di perairan internasional yang terkait atau dimiliki oleh Israel hingga Israel mengakhiri serangan-serangan terhadap Hamas di Gaza. “Semua kapal milik Israel atau yang berurusan dengannya akan menjadi sasaran yang sah,” kata Houthi dikutip dari Alarabiyah.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Houthi atas serangan terhadap Galaxy Leader berbendera Bahama. Pengangkut kendaraan itu berafiliasi dengan miliarder Israel.
Para pejabat Israel bersikeras bahwa kapal itu milik Inggris dan dioperasikan Jepang. Namun, rincian kepemilikan dalam database pelayaran publik mengaitkan pemilik kapal dengan Ray Car Carriers, yang didirikan oleh Abraham “Rami” Ungar, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Israel.
Ungar mengetahui kejadian tersebut tetapi tidak dapat berkomentar karena dia menunggu rinciannya. Sebuah kapal yang terkait dengannya mengalami ledakan pada 2021 di Teluk Oman. Media Israel menyalahkan Iran pada saat kejadian itu.
Dunia pelayaran internasional yang kompleks. sering kali melibatkan serangkaian perusahaan manajemen, bendera, dan pemilik yang tersebar di seluruh dunia dalam satu kapal.
Sebanyak 25 awak kapal yang disandera dalam pembajakan kali ini memiliki beragam kewarganegaraan, termasuk Bulgaria, Filipina, Meksiko, dan Ukraina, tetapi tidak ada warga Israel yang berada di kapal tersebut. Kantor Netanyahu mengutuk penyitaan itu sebagai tindakan teror Iran. Militer Israel menyebut pembajakan tersebut sebagai insiden yang sangat serius dan berdampak global.
Dua pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) membenarkan bahwa Houthi menyita Galaxy Leader di Laut Merah pada Ahad sore waktu setempat. Para milisi turun ke kapal kargo dengan memukul mundur dari helikopter.
Data pelacakan satelit dari MarineTraffic.com menunjukkan Galaxy Leader melakukan perjalanan di Laut Merah barat daya Jeddah, Arab Saudi, lebih dari sehari yang lalu. Kapal tersebut berada di Korfez, Turki, dan sedang dalam perjalanan ke Pipavav, India, pada saat penyitaan dilaporkan oleh Israel.
Pelacak Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) dimatikan. Kapal seharusnya tetap mengaktifkan AIS untuk alasan keamanan, hanya saja awak kapal akan mematikannya jika tampaknya menjadi sasaran atau menyelundupkan barang selundupan, yang tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi pada Galaxy Leader.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris yang dilakukan militer Inggris memberikan peringatan kepada para pelaut di Teluk Arab dan wilayah yang lebih luas. Mereka menyebutkan pembajakan tersebut terjadi sekitar 150 kilometer di lepas pantai kota pelabuhan Hodeida di Yaman, dekat pantai Eritrea.
Laut Merah, yang membentang dari Terusan Suez di Mesir hingga Selat Bab el-Mandeb yang memisahkan Semenanjung Arab dari Afrika, tetap menjadi jalur perdagangan utama bagi pelayaran global dan pasokan energi. Posisi strategis ini membuat Angkatan Laut AS telah menempatkan banyak kapal di laut tersebut sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Kapal perang AS sudah dua kali dalam sebulan terakhir telah mencegat rudal atau drone dari Yaman yang diyakini menuju Israel atau menimbulkan ancaman terhadap kapal-kapal AS. USS Carney, sebuah kapal perusak Angkatan Laut, mencegat tiga rudal jelajah serangan darat dan beberapa drone yang diluncurkan oleh pasukan Houthi ke arah utara Laut Merah bulan lalu.
Pada 15 November, USS Thomas Hudner, kapal perusak lainnya, sedang berlayar menuju selat Bab-el-Mandeb ketika awak kapal melihat sebuah drone yang dilaporkan berasal dari Yaman. Kapal menembak jatuh drone di atas air. Para pejabat mengatakan awak kapal mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan personel AS dan tidak ada korban jiwa atau kerusakan pada kapal.
Ketika Israel memperluas serangan di Jalur Gaza yang terkepung kekhawatiran meningkat bahwa operasi militer tersebut dapat meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas. Kelompok Houthi telah berulang kali mengancam akan menargetkan kapal-kapal Israel di perairan Yaman.