Kamis 30 Nov 2023 18:39 WIB

Tiba di Doha, Presiden Jerman Dibuat Menunggu Kedatangan Pejabat Qatar di Landasan Pacu

Steinmeier berada di Qatar untuk membahas upaya pembebasan sandera Jerman oleh Hamas.

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dibuat menunggu selama hampir setengah jam di pintu pesawat, di tengah cuaca yang panas terik di Doha, Qatar. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/IGOR KOVALENKO
Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dibuat menunggu selama hampir setengah jam di pintu pesawat, di tengah cuaca yang panas terik di Doha, Qatar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dibuat menunggu selama hampir setengah jam di pintu pesawat, di tengah cuaca yang panas terik di Doha, Qatar. Ketika itu, Steinmeier sudah bersiap untuk turun dari pesawat, namun tidak ada pejabat Qatar yang hadir untuk menyambut kedatangannya secara resmi.

Deutsche Welle pada Rabu (29/11/2023) melaporkan, karpet merah sudah digulirkan dan sejumlah prajurit militer Qatar telah bersiap di landasan pacu. Bahkan, Duta Besar Jerman untuk Qatar, Lothar Freischlader, juga telah hadir. Namun tidak ada satu pun pejabat Qatar yang hadir untuk menyambut kedatangan Steinmeier di Doha.

Baca Juga

Steinmeier yang tiba lebih cepat dari jadwal, menunggu di bawah terik matahari di pintu Airbus A350 Bundeswehr selama hampir setengah jam, sebelum Menteri Luar Negeri Qatar, Sultan al-Muraichai tiba untuk menerima kepala negara Jerman tersebut. Kecerobohan diplomatik ini membuat jurnalis yang ikut dalam rombongan presiden bertanya-tanya. Pejabat Qatar, Steinmeier maupun pejabat Jerman tidak mengomentari keceroboban diplomatik tersebut.

Steinmeier tiba di Doha pada Rabu (29/11/2023) dan dijadwalkan bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Di Jerman, pengaruh Doha dalam perang Israel-Hamas dipandang kontroversial karena Qatar adalah rumah bagi sayap politik Hamas. Hal ini membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah kecerobohan diplomatik yang terjadi pada Rabu merupakan respons terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock sebelum kunjungan Al Thani yang telah lama direncanakan ke Berlin pada Oktober.

“Kami tidak menerima dukungan terhadap teror. Untuk mengakhiri terorisme ini, negara-negara seperti Qatar mempunyai tanggung jawab khusus," kata Baerbock kepada lembaga penyiaran publik ZDF pada saat itu.

Qatar geram dengan pernyataan Baerbock. Qatar diyakini telah mengirimkan bantuan senilai 1,5 miliar dolar AS ke Jalur Gaza untuk mendanai sebagian gaji staf rumah sakit dan administrasi. Qatar mengatakan, transfer dana dilakukan dengan izin Israel.

Steinmeier berada di Qatar untuk membahas upaya pembebasan sandera Jerman yang ditahan oleh pejuang Hamas dengan kepemimpinan Qatar. “Saya yakin Qatar akan melakukan segala dayanya untuk berkontribusi dalam pembebasan sandera Jerman,” katanya kepada wartawan di Doha setelah pembicaraan dengan Al Thani.

Presiden Jerman menekankan bahwa dia telah meminta kepemimpinan Qatar untuk melanjutkan upaya pembebasan seluruh sandera. “Saya harap kita bisa mengharapkan kabar baik mengenai hal ini dalam beberapa hari mendatang,” katanya.

Qatar telah menggunakan pengaruhnya di kawasan  untuk memediasi kesepakatan  gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel. Secara total, 180 tahanan Palestina telah dibebaskan dari penjara-penjara Israel, sementara Hamas telah membebaskan lebih dari 80 sandera, termasuk 60 warga Israel.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement