Jumat 01 Dec 2023 22:44 WIB

Mycoplasma Pneumoniae Bisa Menyerang Anak, Perlukah Orang Tua Khawatir?

Mycoplasma bukan sesuatu yang baru atau misterius.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Friska Yolandha
 A man using respirator for breathing is being carried to the ambulance vehicle by medical personnel, in Shanghai, China, 29 November 2023. China
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
A man using respirator for breathing is being carried to the ambulance vehicle by medical personnel, in Shanghai, China, 29 November 2023. China

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mycoplasma pneumoniae sedang menjadi penyakit yang ramai dibicarakan oleh masyarakat. Apalagi, kasus ini meningkat di Cina. 

Selain dewasa, penyakit ini juga bisa menyerang anak. Apakah bisa menimbulkan gejala yang berat pada anak? Apakah orang tua harus khawatir akan hal ini?

Baca Juga

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Agus Dwi Susanto mengatakan akhir-akhir ini terdapat informasi cukup ramai bahwa terjadi peningkatan kasus pneumoniae di Cina Utara dan oleh WHO diberikan perhatian khusus. Namun, penyebab pastinya belum diketahui secara spesifik, tapi salah satu penyebab cukup banyak adalah karena infeksi dari Mycoplasma pneumoniae. 

Ia menjelaskan infeksi ini sebenarnya infeksi karena bakteri yang bisa menyerang pada dewasa maupun anak. Kategorinya atipikal dan memang jarang terjadi atau tidak begitu banyak terjadi. 

"Namun bisa juga menimbulkan risiko pneumonia yang berat dan juga mengancam jiwa," ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUP Persahabatan, dalam konferensi pers Kolaborasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan RSUP Persahabatan, RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSPI Sulianti Saroso dengan topik 'Waspada Ancaman Pneumonia akibat mycoplasma', Jumat (1/12/2023). 

Sementara itu, Dr Nastiti Kaswandani, dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo mengatakan untuk anak, memang ketika mendengar kata pneumonia atau radang paru akut konotasinya adalah mengancam jiwa. "Karena pasti kalau kita searching pneumonia, memang merupakan pembunuh utama pada balita," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, itu memang pneumonia yang tipikal atau khas, biasanya penyebabnya pneumokokus, influenza, atau Covid-19. Namun, jika penyebabnya mycoplasma disebut atipik karena tidak khas, tidak biasa atau tidak umum. Jika penyakit ini menyerang anak, utamanya menyerang anak sekolah, bukan pada balita.

"Dan angka kematiannya juga lebih rendah antara 0,5 sampai 2 persen lebih rendah dibandingkan pneumonia karena pneumokokus atau karena virus influenza," ujarnya 

Oleh karena itu, ia mengatakan masyarakat tidak perlu membuat kepanikan atau kehebohan yang berlebihan.

"Jadi mycoplasma ini bukan sesuatu yang baru, bukan sesuatu yang misterius, atau yang patut membuat panik, akan tetapi kita perlu memang meningkatkan kemampuan diagnosis untuk bisa mendeteksi ini penyebabnya mycoplasma," jelasnya.

Namun, masalahnya kita tidak bisa mendeteksi secara tepat mycoplasma karena fasilitas diagnostik. "Sekarang ada dilakukan asam nukleat dengan multipleks bisa mendeteksi beberapa jenis penyebab kuman atau virusnya. Itu masih mahal dan hanya dirumah sakit-rumah sakit swasta atau negeri yang besar," ujarnya.

Penanganan umum pneumonia akibat mycoplasma pneumonia sesuai derajat IRA atau pneumonia; meliputi oksigenasi, hidrasi dan nutrisi. Pilihan antibiotik untuk Mycoplasma pneumonia adalah golongan makrolida generasi baru: azitromisin dan klaritomisin. Pola hidup bersih sehat penting bagi pencegahan infeksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement