REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan terbaru The Wall Street Journal menyebut Meta gagal menghentikan jaringan besar orang-orang yang menggunakan platformnya untuk mempromosikan konten pelecehan anak. Ada banyak contoh akun eksploitasi anak yang ditemukan di Facebook dan Instagram.
Laporan tersebut telah mendorong pengawasan baru dari regulator Uni Eropa. Dalam laporan itu, The Wall Street Journal bersama Pusat Perlindungan Anak Kanada merinci pengujian yang menunjukkan bagaimana rekomendasi Meta dapat menyarankan grup Facebook, tagar Instagram, dan akun lain yang digunakan untuk mempromosikan dan berbagi materi eksploitasi anak.
Berdasarkan pengujian yang mereka lakukan, Meta lambat dalam menanggapi laporan tentang konten semacam itu. Lantas, algoritmanya sering kali mempermudah orang untuk terhubung dengan konten yang melanggar.
Misalnya, Pusat Perlindungan Anak Kanada mengatakan jaringan akun Instagram dengan masing-masing 10 juta pengikut terus menyiarkan video pelecehan seksual terhadap anak-anak beberapa bulan setelah dilaporkan ke perusahaan tersebut. Meta awalnya menolak untuk mengambil tindakan atas laporan pengguna tentang grup Facebook yang disebut "Incest" yang bersifat publik.
Kelompok tersebut akhirnya dibubarkan. Begitu pula dengan komunitas serupa lainnya.