REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Arifki Chaniago, menilai debat calon presiden dan calon wakil presiden yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tidak akan berpengaruh besar terhadap perpindahan pilihan masyarakat. Arifki memprediksi setidaknya hanya 5-6 persen masyarakat yang berubah pilihan setelah menyimak debat. Karena sejak awal menurut Arifki pemilih sudah menentukan pilihan berdasarkan ketokohan para peserta kontestasi Pilpres.
"Debat ini tidak terlalu mempengaruhi. Paling hanya 5-6 persen untuk suara paslon," kata Arifki, Rabu (27/12/2023).
Meski begitu, menurut Arifki debat capres-cawapres masih sangat penting untuk disuguhkan ke publik. Karena publik ingin dan berhak tahu apa saja ide, gagasan serta penjelasan visi dan misi yang dibawa oleh masing-masing pasangan calon. Karena pesan ide, gagasan serta visi misi paslon ini kata dia tak cukup mampu bila hanya disampaikan lewat billboard, spanduk, baliho dan iklan-iklan di berbagai media massa.
"Untuk mengupas gagasan dan visi misi paslon, debat sangat perlu diadakan. Supaya pemilih benar-benar yakin dengan pilihannya," ujar Arifki.