Kamis 04 Jan 2024 04:05 WIB

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Setelah Pipis di Kali, Bagaimana Menurut Dokter?

Warga Jakarta Utara digegerkan oleh kabar anak laki-laki umur enam tahun disunat jin.

Red: Reiny Dwinanda
Seorang anak menutup matanya saat hendak disunat. Fenomena disunat jin termasuk mitos yang berkembang di masyarakat.
Foto: Republika/Darmawan
Seorang anak menutup matanya saat hendak disunat. Fenomena disunat jin termasuk mitos yang berkembang di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari terakhir, kisah seorang bocah di Jakarta Utara yang "disunat jin" ramai dibicarakan. Padahal, fenomena itu dapat dijelaskan secara medis.

Dokter Benny Alpharandus menyinyalir fenomena kemaluan bocah laki-laki di Kampung Rawa Indah, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, itu mengalami parafimosis. Apa itu sebetulnya?

Baca Juga

 

Dokter Benny menjelaskan parafimosis adalah sebuah keadaan di mana kulup penis (preputium) teretraksi (tertarik) ke arah belakang leher kepala penis (sulcus coronarius glans). Setelah itu, kulup tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula.

 

"Ya kalau dari segi medis, tidak ada yang namanya 'disunat jin'. Mungkin itu suatu kejadian tertariknya pelindung dari selaput penis itu pada anak-anak, tertarik ke belakang. Istilah medisnya itu parafimosis," kata dr Benny saat ditemui di Jakarta pada Rabu (3/1/2023).

 

Kondisi yang dialami AJ, menurut dr Benny dapat dikategorikan kejadian abnormal pada anak-anak. Sebab, pada anak-anak yang belum disunat, kondisi selaput kulit biasanya merekat pada pangkal kemaluannya.

 

"Yang biasanya pada anak-anak itu masih merekat. Jadi, secara normal itu tidak tertarik ke belakang," kata dokter umum yang bertugas di Puskesmas Ancol itu pada wartawan.

 

Menurut dr Benny, kondisi kulit kemaluan yang tertarik ke belakang itu akan menimbulkan rasa sakit. Lebih dari itu, penderita parafimosis bahkan bisa mengalami pembengkakan.

 

"Kalau kejadian seperti itu, bagusnya dibawa ke fasilitas kesehatan. Langsung diperiksa dulu kondisinya, apakah itu benar parafimosis atau yang lain," kata dr Benny.

 

Dokter Benny pun menjelaskan jika memang benar apa yang dialami AJ adalah parafimosis, itu bukan kelainan bawaan. Di sisi lain, bisa jadi, anak seperti AJ memiliki hipospadia, yakni kelainan bawaan yang terjadi akibat kegagalan tumbuh kembang genetalia eksterna.

 

"Jadi harus diperiksa, dilihat, dipastikan sama tenaga ahlinya, apakah ini benar parafimosis atau kenapa begitu," ujar dr Benny.

Dalam wawancara terdahulu, dokter spesialis urologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Budi Himawan menjelaskan kejadian yang kerap disebut sunat jin oleh masyarakat awam adalah fenomena gawat darurat dalam bidang medis. Itu berarti perlu diambil tindakan sesegera mungkin.

"Pada anak-anak, biasanya dilakukan pada saat bermain dengan penisnya, sehingga secara tidak sengaja kulup penisnya teretraksi dan biasanya tidak berani melapor (ke orang tuanya), akhirnya orang tua yang tidak paham menganggap itu sebagai peristiwa 'sunat jin'," ujar dr Budi dalam diskusi terkait fenomena 'sunat jin' yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (25/9/2023).

Kondisi tersebut, lanjut dr Budi, terjadi karena adanya jeratan di bagian leher kepala penis, yang jika dibiarkan akan menyebabkan bengkak. Oleh karena itu, tindakan medis harus segera dilakukan.

Pada tahap awal, menurut dr Budi, kondisi tersebut bisa dikembalikan seperti semula. Namun, jika sudah lama, maka salah satu penanganannya adalah dengan melakukan khitan.

Kisah yang dialami anak laki-laki berusia enam tahun itu terjadi pada Ahad (31/12/2023) petang. Warga yang digegerkan dengan fenomena itu lantas berbondong-bondong mendatangi rumah AJ. Mereka mengira bocah itu telah "disunat oleh jin".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement