REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH — Pesantren atau Dayah Thalibul Huda di Aceh Besar menyalurkan sejumlah bantuan makanan dan family kit kepada pengungsi etnis Rohingya yang berada di lantai dasar Gedung Balai Meseuraya Aceh (BMA) Kota Banda Aceh.
Pimpinan Dayah Thalibul Huda, Abi Hasbi Albayuni, d Banda Aceh, Senin (8/1/2024), mengatakan, bantuan tersebut berasal dari para santri dengan jumlah 120 paket senilai Rp 100 ribu per paket.
"Atas nama santri Dayah, kami yang telah mengumpulkan sedikit bantuan berupa paket yang isinya ada makanan dan family kit untuk khususnya ibu-ibu dan anak-anak pengungsi Rohingya yang berada di tempat ini," katanya di sela-sela penyerahan bantuan di Banda Aceh.
Dia menjelaskan, bantuan ini diberikan atas pertimbangan kemanusiaan. Apalagi para Rohingya ini merupakan Muslim, sehingga sesama umat Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) harus saling menjaga ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan.
"Kita tidak tahu alasan apa yang kita sampaikan di hari akhirat kalau kita tidak membantu umat Nabi Muhammad SAW, apalagi mereka ini teraniaya. Kita tahu bagaimana di negeri mereka, di tempat pengungsian, kemudian mereka terapung di laut, jadi kejadian ini tidak lepas daripada takdir Allah SWT," ujarnya.
Dia berharap bantuan dari santri dayah tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan, sekaligus menyenangkan para pengungsi Rohingya yang sedang dalam kondisi serba kekurangan di tempat penampungan sementara.
"Inilah yang dapat kami berikan pada hari ini dan kami menggugah teman-teman yang lain, mungkin dari santri dayah lain, untuk juga ikut bersama-sama peduli kepada pengungsi Rohingya ini," ujarnya.
Baca juga: Rahasia di Balik 4 Tahapan Larangan Minum Khamar yang Direkam Alquran
Para pengungsi etnis Rohingya di Balai Meseuraya Aceh yang berjumlah 137 orang itu sebelumnya mendarat di pantai kawasan Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar pada (10/12) lalu.
Pasca-pendaratan para etnis Rohingya tersebut sudah mengalami penolakan di beberapa tempat seperti Lamreh Aceh Besar, Scout Camp Pramuka Pidie, Ladong Aceh Besar, hingga akhirnya dibawa ke Balai Meseuraya Aceh.