Kamis 11 Jan 2024 08:45 WIB

Bos Starbucks Minta Maaf dan Janji Dukung Palestina? Ini Faktanya

Starbucks menghadapi serangkaian kemunduran dalam satu tahun terakhir akibat boikot.

Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Starbucks.
Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
Logo Starbucks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan kedai kopi internasional Starbucks menghadapi serangkaian kemunduran dalam satu tahun terakhir akibat boikot dan pemogokan. Hal itu diikuti dengan penurunan nilai pasarnya sebesar hampir 11 miliar dolar AS yang terjadi pada akhir tahun 2023.

Perusahaan tersebut baru-baru ini menghadapi reaksi balik setelah kegagalan komunikasi seputar konflik antara Israel dan Palestina. Hal ini menjadi perbincangan setelah Starbucks Workers United, serikat pekerja yang mewakili banyak barista, menyatakan solidaritasnya dengan warga Palestina dalam sebuah cuitan di media sosial.

Baca Juga

Pesan serikat pekerja dan tanggapan Starbucks yang memilih mengambil tindakan hukum terhadap serikat pekerja menyebabkan boikot dari pelanggan.

Dikutip dari Newsweek, Kamis (11/1/2024) kini muncul unggahan TikTok yang viral mengatakan Starbucks siap menyumbangkan uang ke Palestina dan CEO-nya, Laxman Narasimhan, "memohon pengampunan" dari pelanggan.

Sebuah unggahan oleh pengguna reeehan_950 pada tanggal 9 Januari 2024, dilihat 2,2 juta kali, mengeklaim bahwa Starbucks telah mengumumkan "mereka siap menyumbangkan uang ke Palestina dan mereka juga siap mendukung Palestina....karena boikot dan karena perusahaannya hampir bangkrut."

Pengguna reehan_950 menambahkan bahwa Starbucks dan CEO-nya, Laxman Narasimhan, "sekarang memohon pengampunan."

“Izinkan saya mengingatkan Anda pada awal genosida ini, setelah tanggal 7 Oktober, Starbucks mengumumkan bahwa mereka sepenuhnya mendukung Israel dan semua uangnya akan disalurkan ke Israel,” kata reehan_950.

“Dan bahwa Starbucks menentang Palestina dan Palestina, dan CEO tersebut, CEO yang sama yang saat ini sedang memohon pengampunan, adalah orang yang mengumumkan dalam konferensi pers bahwa dia akan selamanya menentang Palestina dan Starbucks akan selamanya pro-Israel."

Starbucks menyebut tidak memiliki agenda politik...

photo
Seorang anak bersepeda di dekat gerai Starbucks yang kembali beroperasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (5/11/2023). Gerai makanan cepat saji McDonalds dan Starbucks kembali beroperasi pasca Aksi Damai Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina yang digelar di Monas. - (Republika/Putra M. Akbar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement