Selasa 30 Jan 2024 06:49 WIB

Harga Tiket Whoosh akan Berubah-Ubah, Ini Alasannya

Kelas Premium Economy akan berkisar Rp 150 ribu-Rp 250 ribu sesuai waktu perjalanan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Penumpang dibantu pramugari kereta saat menaiki kereta cepat WHOOSH Stasiun Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023). PT KCIC meresmikan aplikasi mobile penjualan tiket bernama WHOOSH Kereta Cepat serta melakukan perjalanan pertama yang mengangkut penumpang berbayar. Pada peresmian tersebut PT KCIC juga memberikan promo bagi penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi WHOOSH dengan biaya sebesar Rp150 ribu untuk kelas premium ekonomi dari tanggal 18 Oktober hingga 30 November mendatang sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik berbasis rel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penumpang dibantu pramugari kereta saat menaiki kereta cepat WHOOSH Stasiun Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023). PT KCIC meresmikan aplikasi mobile penjualan tiket bernama WHOOSH Kereta Cepat serta melakukan perjalanan pertama yang mengangkut penumpang berbayar. Pada peresmian tersebut PT KCIC juga memberikan promo bagi penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi WHOOSH dengan biaya sebesar Rp150 ribu untuk kelas premium ekonomi dari tanggal 18 Oktober hingga 30 November mendatang sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik berbasis rel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan menerapkan skema dynamic pricing atau tarif dinamis untuk perjalanan kereta cepat Whoosh yang lebih fleksibel mulai keberangkatan 3 Februari 2024. Dengan penggunaan skema tersebut, tarif Whoosh kelas Premium Economy akan berkisar Rp 150 ribu, Rp 175 ribu, Rp 200 ribu, Rp 225 ribu, dan Rp 250 ribu.

“Dalam skema baru ini dimungkinkan dalam satu hari terdapat beberapa tarif yang berbeda untuk perjalanan Whoosh," kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam pernyataan tertulisnya, Senin (29/1/2024). 

Baca Juga

Dia menuturkan, penerapan skema tersebut memungkinkan penumpang mendapatkan tiket Whoosh, dengan harga yang lebih hemat bila melakukan perjalanan pada waktu tertentu. Beberapa faktor-faktor yang memengaruhi penentuan dynamic pricing, di antaranya jam sibuk atau jam nonsibuk, momen liburan atau nonliburan, dan hari kerja ataupun akhir pekan. 

Pada high season atau peak hour akan ditawarkan tarif yang lebih tinggi. Lalu sebaliknya pada moment off peak tentunya akan ditawarkan tarif yang lebih murah. 

“Penumpang diberi alternatif perjalanan dengan tarif yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan daya belinya,” ujar Eva. 

Masyarakat yang ingin menggunakan Whoosh dapat melakukan pemesanan melalui saluran resmi seperti aplikasi Whoosh, situs resmi, Ticket Vending Machine, dan Loket resmi di stasiun. Selain itu juga melalui aplikasi mitra seperti Access by KAI, Livin by Mandiri, BRImo, dan BNI Mobile Banking.

Dynamic pricing ini akan memberikan nilai tambah bagi penumpang. Adanya fleksibilitas harga diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada masyarakat,” ungkap Eva. 

Dia memastikan penerapan skema tersebut akan terus dipantau dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan penumpang dan operasional Whoosh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement