REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepolisian New York mengatakan mereka mencari pria pelaku penembakan di dalam kereta dan stasiun bawah tanah di Bronx. Penembakan itu menewaskan satu orang pria dan melukai lima orang lainnya.
Departemen Kepolisian New York mengatakan tembakan dilepaskan saat dua kelompok remaja berkelahi di dalam kereta yang menuju utara. Salah satu orang dari kelompok itu kemudian mengeluarkan senjata api.
Polisi mengatakan tembakan pertama dilepaskan di dalam kereta, tapi enam orang yang terkena tembakan berada di peron. Seorang pria berusia 34 tahun tewas sementara lima lainnya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang tak mengancam nyawa.
Korban berusia antara 14 sampai 71 tahun, terdiri dari empat pria dan dua wanita. "Pada pelaku, kini kamu buronan yang paling diinginkan NYPD (Kepolisian New York) dan kami memiliki detektif terhebat di dunia yang sedang mencari kamu, kami menyarankan kamu menyerahkan diri," kata deputi komisioner informasi publik NYPD Tarik Sheppard dalam konferensi pers di peron di mana penembakan terjadi, Senin (12/2/2024).
Dalam konferensi pers itu kepolisian dan pejabat sistem transit New York mengatakan penembakan kekerasan yang jarang terjadi di kereta bawah tanah. Hal ini disampaikan untuk meredakan ketakutan para penumpang. Data menunjukkan, rata-rata hari kerja sekitar 3,8 juta perjalanan dilakukan dengan sistem kereta bawah tanah New York. Otoritas Transportasi Metropolitian melaporkan 570 tindak kejahatan sepanjang 2023.
Namun penembakan jarang terjadi, pada 2022 seorang pria melukai 10 orang dengan pistol di dalam kereta yang melalui Brooklyn. Penembakan massal pertama di kereta bawah tanah sejak 1984.
Beberapa pekan kemudian pada Mei 2022 seorang pria berusia 48 tahun, Daniel Enrique ditembak hingga tewas di kereta Q. Polisi mengatakan penembakan itu tak beralasan.
Ketakutan pada bahaya kereta bawah tanah melonjak sepanjang pandemi. Ketika kejahatan di kereta bawah tanah naik pada awal 2020 tapi kemudian kembali normal pada 2021. Persepsi penumpang akan bahaya tetap tinggi, meski tingkat kejahatan mulai turun.
Walikota New York Eric Adams yang juga mantan pejabat kepolisian berusaha meyakinkan para penumpang yang merasa khawatir dengan meningkatkan jumlah petugas polisi di stasiun kereta bawah tanah.