Kamis 15 Feb 2024 10:03 WIB

Apa itu Silent Majority yang Viral Usai Hasil Quick Count?

Mayoritas yang diam mengacu pada masyarakat yang tidak terlibat aktif dalam politik.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Warga menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 035 Kampung Curug, Desa Bojong Koneng,  Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 035 Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah hasil perhitungan cepat (quick count) Pemilu 2024 diumumkan, muncul istilah silent majority yang viral di media sosial. Sebagai informasi, quick count merupakan hasil sementara, sedangkan yang resminya akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Di platform X (sebelumnya Twitter), warganet turut membahas pengguna yang dianggap diam selama momen kampanye. Akun @unmagnetism, misalnya, mempertanyakan timeline yang tiba-tiba muncul banyak pendukung salah satu pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Baca Juga

"Kok timelineku jadi banyak yg dukung 02? Selama ini cuma jadi silent rendang kayaknya," tulis dia, dikutip Kamis (15/2/2024).

"Akhirnya pendukung Prabowo Gibran yang tadinya cuma silent reader di X sudah mulai bermunculan," tulis @cubitisme.

"Bener-bener silent majority kayaknya. Sekalinya menang, keluar semua ini di tab mention gue," tulis @romeogadungan.

Lalu apa artinya silent majority (suara mayoritas yang diam)? Umumnya mayoritas yang diam diartikan sebagai sekelompok besar orang yang tidak mengungkapkan pendapatnya di depan umum.

Mayoritas yang diam mengacu pada sebagian besar masyarakat yang tidak terlibat aktif dalam politik dan merasa kepentingannya tidak terwakili. Politisi sering kali mencoba menarik demografi ini untuk mendapatkan suara.

Dalam konteks Pemilu, biasanya ada kelompok fanatik, pendukung asik-asik, swing voter hingga I. Mayoritas yang diam kerap diartikan sebagai demografi pemilih yang kuat. Politisi yang mampu menarik mayoritas yang diam akan bisa memenangkan pemilu dan lebih mudah menyetujui kebijakan mereka.

Sejarah istilah silent majority....

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement