Rabu 28 Feb 2024 17:53 WIB

Bank Sampah Mikro Didorong untuk Pemberdayaan Masyarakat Akar Rumput

Sampah dapat dimanfaatkan untuk tambahan pendapatan.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
(ka-ki) Katrina Inandia, Head of Impact and Sustainability of Amartha; dan Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever.
Foto: Dok. Web
(ka-ki) Katrina Inandia, Head of Impact and Sustainability of Amartha; dan Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Timbunan sampah plastik yang tidak dikelola secara bijak menjadi salah satu masalah utama yang dapat mengancam kehidupan manusia. United Nations Environment Programme (UNEP) mengestimasikan peningkatan volume sampah plastik yang mengalir ke lautan hingga tiga kali lipat dalam 20 tahun ke depan. Artinya, terdapat 23 - 37 juta metrik ton plastik mengalir ke laut setiap tahunnya di 2040.

Salah satu langkah kunci mengatasi ancaman sampah plastik ialah dengan komitmen kolektif yang menggunakan pendekatan keberlanjutan. Diperlukan upaya kolektif yang melibatkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan mekanisme pengelolaan sampah domestik, khususnya plastik. Pun, penyediaan infrastruktur yang tepat guna juga diperlukan sebagai titik pengolahan sampah agar dapat diproses lebih lanjut.

Baca Juga

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya mengelola sampah secara kolektif, Amartha dan Unilever Indonesia sinergikan jejaring akar rumput kedua organisasi untuk hasilkan dampak ekonomis dan usaha perlindungan lingkungan yang lebih baik.

Head of Sustainability and Impact Amartha Katrina Inandia menyampaikan, melalui pilar Amartha Lestari, Amartha mewujudkan keseimbangan pertumbuhan bisnis secara jangka panjang dengan komitmen untuk mendukung pelestarian lingkungan.

"Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan akar rumput lewat program bank sampah, di mana masyarakat dapat memperoleh pendapatan tambahan dari hasil daur ulang sampah plastik," kata dia dikutip pada Rabu (28/2/2024).

Sebagai langkah awal, program ini dilaksanakan di wilayah Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan melibatkan mitra usaha kecil dan mikro Amartha. Pemilihan ini ditujukan untuk membatasi aliran sampah plastik masuk ke laut yang melewati Pantai Tanjung Burung. Teluknaga memiliki masalah serius terkait sampah. Salah satu pantainya bahkan disebut sebagai “Pantai Sampah” yang selama 15 tahun terakhir miliki tinggi tumpukan sampah hingga mencapai 3 meter.

Kolaborasi Amartha dan Unilever Indonesia dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat yang merupakan jejaring bisnis kecil dan mikro Amartha, pembentukan bank sampah perempuan mikro, hingga menargetkan 25 bank sampah beroperasional di wilayah Teluknaga di akhir tahun.

Kolaborasi ini diharapkan menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas, baik dari sisi sosial, lingkungan, dan ekonomi. Dari aspek sosial, program bank sampah kolektif akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik. 

"Dari aspek ekonomi, bank sampah dapat meningkatkan pendapatan keluarga agar lebih sejahtera. Sementara dari aspek lingkungan, daur ulang sampah dapat berkontribusi membangun lingkungan yang lebih lestari.

Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi menyampaikan, pihaknya senang dan menyambut baik kolaborasi dengan Amartha. 

"Pemberdayaan Bank Sampah telah menjadi perhatian Unilever Indonesia sejak tahun 2008. Kami percaya bahwa kehadiran Bank Sampah memiliki manfaat yang besar sekali bagi masyarakat, tidak hanya memiliki manfaat untuk lingkungan, tetapi juga kesehatan dan ekonomi. Bagi kami, Bank Sampah juga memegang peran yang sangat krusial dalam mendorong terciptanya pengelolaan sampah yang baik dan terintegrasi dari level rumah tangga”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement