REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, serangan teroris di gedung konser di luar Moskow merupakan tindakan intimidasi sembari mempertanyakan siapa yang diuntungkan dari kejahatan yang terjadi pada Jumat malam (22/3/2024) lalu.
"Kejahatan mengerikan yang dilakukan pada 22 Maret di ibu kota Rusia adalah tindakan intimidasi dan pertanyaan yang segera muncul, siapa yang diuntungkan?,” kata Putin dalam pertemuan yang membahas pengambilan langkah-langkah setelah serangan teroris, Senin, (25/3/2024).
Putin sebelumnya menuturkan, para teroris yang menyerang tempat konser Balai Kota Crocus telah mencoba melarikan diri ke Ukraina, di mana menurut data awal, sebuah “jendela” telah disiapkan untuk melintasi perbatasan. Adapun sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan pada Jumat malam pada saat kelompok musik Picnic bersiap untuk tampil di Crocus City Hall yang berada di sebelah barat Moskow.
Komite Investigasi Rusia mengatakan para penyerang menggunakan cairan mudah terbakar untuk membakar gedung yang kemudian menyebar dengan cepat di area seluas hampir 13 ribu meter persegi. Para penyerang tersebut juga membawa senjata otomatis dan kini keempat penyerang yang terlibat langsung dalam kejadian sudah ditangkap. Keempat tersangka tersebut bernama Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizodu, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov.
Fayzov merupakan terdakwa keempat yang ditangkap dan ia menghadiri sidang pengadilan yang berlangsung secara tertutup dengan ditandu dan mengalai kesulitan berbicara. Melihat kondisi tersebut, pengacara meminta tindakan pembatasan yang tidak berhubungan dengan penahanan.
Badan Rusia itu juga mencatat bahwa total korban tewas mencapai 137 orang dan masih bisa terus bertambah. Sementara, Kementerian Kesehatan Wilayah Moskow melaporkan 182 orang terluka.