REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al-Kahfi merupakan salah satu surat yang memiliki keutamaan besar, apalagi jika seseorang menghafal 10 ayat pertama dari surat tersebut maka akan mendapatkan pahala dan dilindungi dari Dajjal.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal. (HR. Muslim no. 809).
Selain itu, Surat Al-Kahfi juga mempunyai beberapa cerita yang menarik yang mengandung pelajaran berharga, di antaranya sebagai berikut:
Pertama, ashabul kahfi
kisah tujuh pemuda yang bersembunyi di gua karena berlindung dari orang-orang yang zalim.
Tujuh pemuda tersebut adalah pemuda yang beriman kepada Allah SWT, dan sahabatnya yang juga beriman. Mereka hidup di sebuah kota yang mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang kafir dan berbuat zalim. Penduduk kota tersebut menentang ajaran tauhid dan menganiaya orang-orang yang beriman.
Merasa terancam dan takut akan kezaliman yang terjadi di kota mereka, ketujuh pemuda itu memutuskan untuk meninggalkan kota dan mencari tempat perlindungan yang aman. Mereka bersembunyi di sebuah gua untuk melindungi iman dan kepercayaan mereka kepada Allah SWT.
Ketika berada di gua, Allah SWT memberikan mukjizat kepada mereka dengan membiarkan mereka tidur selama beberapa waktu yang sangat panjang, yakni 309 tahun lamanya. Selama tidur, Allah SWT melindungi dan memelihara mereka serta menjaga keadaan gua agar tetap aman.
Ketika terbangun dari tidur panjang, mereka merasa lapar dan memutuskan untuk mengirim salah satu dari mereka untuk membeli makanan. Namun, Allah SWT memerintahkan mereka untuk menyembunyikan identitas mereka agar tidak diketahui oleh penduduk kota yang kafir dan kejam.
Pemuda yang dikirim mencari makanan mengalami kejadian aneh ketika ia mencoba membeli makanan. Orang-orang di kota tersebut terkejut melihat uang yang ia gunakan karena uang tersebut telah kuno dan tidak lagi berlaku. Hal ini membuat mereka menyelidiki dan menemukan gua tempat bersembunyi.
Setelah diketahui oleh penduduk kota, cerita pemuda tersebut menjadi perbincangan yang menakjubkan. Mereka menjadi bukti keajaiban Allah SWT dalam melindungi hamba-hamba-Nya yang beriman. Kisah ini menjadi pelajaran bagi umat manusia tentang kekuasaan Allah SWT dalam menjaga dan melindungi hamba-hamba-Nya yang setia serta pentingnya iman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup.
Dari kisah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran tentang kekuatan iman, ketekunan dalam mencari perlindungan Allah, serta kebesaran Allah dalam melindungi hamba-hamba-Nya. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi cobaan hidup, kita perlu selalu berserah diri kepada-Nya dan menjaga keimanan serta kesabaran agar kita dapat meraih rahmat dan perlindungan-Nya.
Kedua, kisah orang kaya
seorang yang mempunyai kebun anggur, pohon kurma, dan harta kekayaan yang berlimpah. Namun, kekayaan yang ia miliki dijadikan sebagai bahan kesombongannya sehingga ia lupa bahwa semua yang ia miliki adalah pemberian dari Allah SWT.
Dalam Surat Al-Kahfi ayat 37 dijelaskan ada kawannya yang beriman berkata:
وَهُوَ يُحَاوِرُهٗۤ اَكَفَرۡتَ بِالَّذِىۡ خَلَقَكَ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّـطۡفَةٍ ثُمَّ سَوّٰٮكَ رَجُلًاؕ
Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna? (QS Al-Kahfi: 37).
Namun, pemilik kebun itu berbicara dengan penuh kesombongan kepada sahabatnya, mengatakan bahwa dia tidak pernah berpikir bahwa kebunnya akan pernah binasa atau hilang produktivitasnya. Dia menyombongkan diri dengan harta dan anak-anaknya, dan menganggap bahwa kekayaannya adalah tanda atas kecintaan Allah kepadanya.
Akhirnya, hukuman Allah pun datang. Kebun yang subur itu dihancurkan oleh angin topan yang menghancurkan segalanya dan meninggalkan kebun itu menjadi reruntuhan. Dalam sekejap, semua kekayaannya lenyap dan dia terdampar dalam kehancuran.
Ketika melihat kebunnya hancur, sang pemilik kebun menyesali kesalahannya, namun penyesalan tersebut sudah terlambat. Dia menyadari bahwa kekayaannya tidak bisa melindunginya dari kehancuran yang ditakdirkan Allah.
Ketiga, cerita Nabi Musa alaihissalam...
Lihat halaman berikutnya >>>