REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ramaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran dikumpulkan di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/4/2024). Puluhan remaja terjaring operasi yang dilakukan aparat kepolisian dalam beberapa beberapa hari ke belakang lantaran diduga hendak melakukan aksi tawuran.
Berdasarkan pantauan Republika, mayoritas remaja yang diamankan masih berusia belasan tahun. Bahkan, saat dikumpulkan di halaman Balai Kota DKI Jakarta, sebagian besar remaja masih menggunakan paiakan sekolahnya. Beberapa di antaranya ada juga yang perempuan.
Tak hanya para remaja yang dikumpulkan di halaman Balai Kota DKI Jakarta siang itu. Puluhan orang tua mereka juga ikut datang untuk menyaksikan anak-anaknya dijemur di lapangan.
Salah satu remaja yang ikut dikumpulkan di halaman Balai Kota adalah Shela (17 tahun). Ia mengaku tak tahu mengapa terjaring operasi di Flyover Roxy yang dilakukan oleh aparat kepolisian beberapa hari lalu. Padahal, ketika itu ia hanya ingin buka bersama (bukber) bersama teman-temannya.
"Enggak tahu apa-apa. Hanya bawa petasan doang. Itu juga belum dinyalain," kata dia, Selasa sore.
Menurut dia, bukan dia yang membawa petasan itu. Adalah teman-temannya yang membawa petasan tersebut. Namun, ia tetap dibawa ke kantor polisi lantaran diduga hendak tawuran.
"Dibawa ke Polres Jakarta Pusat," kata Shela.
Salah seorang pelajar lainnya, Chika (14) juga mengaku hanya niat untuk bukber bersama teman-temannya. Tak hanya itu, rombongannya juga memang sudah niat untuk berbagi takjil.
Namun, ia ikut terjaring aparat kepolisian karena diduga hendak tawuran. Ia pun dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk didata. "Lama (di Polres), sampai jam 12 (malam) dari habis Magrib," kata dia.
Setelah itu, remaja-remaja tersebut diperbolehkan pulang setelah dilakukan pendataan. Mereka juga dijemput oleh orang tua masing-masing.
Di halaman Balai Kota DKI Jakarta, para pelajar itu melakukan apel pengarahan. Apel itu langsung dipimpin oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
"Setidaknya dalam seminggu ini viral ramai di medsos terkait dengan konvoi pelajar yang kemudian berkembang menjadi tawuran di jalanan, Salemba, kemudian ada juga di kawasan Gunung Sahari dan sebagainya," kata dia saat memberikan arahan dalam apel.
Dalam beberapa hari terakhir, aparat kepolisian setidaknya ada 170 orang remaja yang terjaring di wilayah Jakarta Pusat. Polisi juga menilang 80 unit sepeda motor, menyita 26 petasan, 18 bendera, dan sebagainya.
"Sangat disayangkan adalah dua di antaranya, karena kami lakukan tes urine positif narkoba," kata dia.
Tak hanya Kapolres, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Purwosusilo dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Arifin juga ikut memberikan arahan kepada para remaja itu.
Usai melakukan apel, para remaja itu diarahkan untuk sungkem kepada orang tua mereka yang ikut menyaksikan mereka dijemur di halaman Balai Kota DKI Jakarta. Remaja itu diminta tidak mengulangi perbuatan itu lagi.