REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI--Santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sukses memenuhi target lebih dari 6.000 kali khatam Alquran selama Ramadhan 1445 Hijriah.
Pimpinan Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN KH MZ Fadzlan R Garamatan mengatakan santri Nuu Waar telah mengkhatam Alquran sebanyak 8.000 kali. "Khataman Quran dimulai dari akhir Syaban. Baru berjalan lima hari sudah mencapai 3.000. Alhamdulillah pada proses perjalanan, ternyata masih ada waktu sisa. Target 6.000 sudah selesai. Santri menambahkan lagi, Alhamdulillah hingga 8.000 kali khatam," ungkap Kiai Fadzlan saat acara penutupan Khatamul Quran, Ahad (7/4/2024).
Menurut Kiai Fadzlan, capaian ini tentu menggembirakan. Santri-santri begitu semangat dan bersungguh-sungguh mengkhatamkan Alquran. "Insyaallah kalau tahun ini kita melebihi jadi 8.000, Insyaallah 1446 hijirah kita naik target jadi 15.000 kali khatam," jelas Kiai Fadzlan.
Kiai asal Fakfak, Papua Barat ini menargetkan pada 17 Agustus 2045, santri Nuu Waar AFKN mampu mengkhatamkan Alquran hingga 100 ribu kali. "Kenapa kita melakukan itu? Karena keyakinan dari 50 kali khatam, 150 sampai hari ini 8.000 khatam. Artinya sudah memenuhi target," kata Kiai Fadzlan.
Untuk diketahui, penutupan Khatamul Quran Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN dihadiri para tokoh masyarakat dan sejumlah pejabat daerah. Seperti dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Kementerian Agama Kabupaten Bekasi serta dari unsur TNI dan Polri.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Imam Faturochman mengapresiasi prestasi para santri Nuu Waar yang telah mampu mengkhatamkan Alquran 8.000 kali. "Masyaallah saya bersyukur bersama-sama santri-santri yang begitu keren, begitu the best," kata Imam saat memberikan sambutan.
Imam mendoakan agar pada Ramadhan tahun berikutnya target khataman Alquran meningkat. "Mudah mudahan tahun depan, berapa target nya ini Pak Kiai? Ada 100 ribu Insyaallah," ujar Imam.
Pada kesempatan ini, Imam menyampaikan rasa bangga dengan perilaku para santri Nuu Waar yang ia lihat. "Tadi saya lihat santri ada yang mengambil sapu lidi membersihkan halaman. Ada yang mengambil tempat sampah, tanpa diperintah, dengan senang hati, dengan wajah yang ceria santri santriwati di Pesantren Nuu Waar memang keren," ungkap Imam.
Imam juga berbagi kisah saat mondok di pesantren pada tahun 1991 silam. Ia mengaku masa-masa saat menjadi santri merupakan pengalaman yang tak terlupakan.
Imam ingat betul nikmatnya menyantap hidangan saat nyantri. "Saya dulu nyantri tahun 1991 makan pakai bumbu kacang. Pakai nasi terus diguyur pakai kuah kacang, dikasih tempe goreng, dikasih kecap. Nah itu nikmatnya luar biasa. Sama gak di sini? Beda ya. Bapak dulu tahun 1991 seperti itu," cerita Imam.*