REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina menembak jatuh pesawat bomber strategis Rusia setelah pesawat itu terlibat dalam serangan jarak jauh yang menewaskan delapan orang termasuk dua anak-anak di wilayah Dnipropetrovsk. Ukraina mengatakan hujan rudal turun di Kota Dnipro dan daerah sekitarnya pada Sabtu (20/4/2024) dini hari, merusak gedung tempat tinggal dan stasiun kereta utama kota itu.
Gubernur Dnipropetrovsk Serhiy Lysak mengatakan tiga orang tewas di Dnipro, termasuk seorang pria yang jenazahnya ditarik dari reruntuhan gedung lima lantai. Sementara lima lainnya tewas di daerah sekitar wilayah Dnipropetrovsk.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan seorang anak perempuan berusia 14 tahun dan anak laki-laki berusia delapan tahun turut menjadi korban tewas. Beberapa pekan terakhir Rusia meningkatkan serangan jarak jauhnya ke sistem energi dan target-target lain di Ukraina.
Moskow mencoba menekan Kiev di balik garis depan di mana gerakan pasukan Rusia ke arah barat mulai melambat. Rusia membantah mengincar warga sipil dan mengatakan sistem energi merupakan target yang sah tapi sudah ratusan warga sipil tewas dalam serangan-serangan udara Rusia.
Kepala Direktorat Intelijen Utama Ukraina (GUR) Kyrylo Budanov mengatakan untuk pertama kalinya selama perang pasukan Ukraina menembak jatuh bomber strategis Rusia Tu-22M3 dari jarak sekitar 300 kilometer setelah pesawat itu melepas tembakan rudal. "Saya hanya bisa dapat mengatakan pesawat terkena dengan jarak 308 kilometer, cukup jauh," kata Budanov dalam wawancaranya dengan BBC Ukraina yang mengunggah sebagai wawancara di aplikasi kirim-pesan Telegram.
Ia mengatakan pasukan Ukraina menembak jatuh pesawat itu dengan cara yang sama Kiev menembak jatuh pesawat kendali dan pengintai A-50 Rusia pada awal tahun ini. Sumber intelijen mengatakan pesawat itu ditembak dengan sistem rudal darat-ke-udara jarak jauh era Uni Soviet, S-200.
Rekaman video yang belum diverifikasi yang tersebar di media sosial menunjukkan sebuah pesawat dengan ekor terbakar turun spiral ke tanah. Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi pesawat bombernya jatuh di wilayah Stavropol yang dikuasai Rusia, ratusan kilometer dari wilayah yang dikuasai Ukraina.
Kementerian mengatakan pesawat itu jatuh saat hendak kembali ke pangkalan usai menggelar misi tempur. Tapi, mengatakan pesawat itu jatuh karena malfungsi teknis. Gubernur regional Stavropol mengatakan empat pasukan angkatan udara Rusia keluar dari pesawat tersebut.
Dua orang berhasil diselamatkan, satu orang tewas dan operasi penyelamat satu orang lainnya masih dilakukan. Warga sipil yang tinggal di gedung lima lantai yang terkena serangan Rusia di Dnipro mengaku terguncang.
Sebagian lantai atas bangunan itu hancur dan petugas pemadam kebakaran berjuang untuk memadamkan api di pagi hari. "Istri dan anak perempuan saya sangat terkejut. Mereka mengatakan tidak akan kembali ke apartemen dan meminta saya untuk mengevakuasi mereka ke suatu tempat karena mereka tidak akan bisa tinggal di sini lagi," kata salah seorang warga Serhii.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengunjungi lokasi serangan dan meminta sekutu-sekutu Ukraina untuk segera mengirimkan pasokan pertahanan udara karena persediaan di Ukraina semakin menipis akibat melambatnya bantuan militer dari negara-negara Barat. Angkatan udara Ukraina mengatakan semalam mereka menembak jatuh 15 rudal yang masuk, termasuk dua rudal jelajah Kh-22 dan 14 drone.
Gubernur Lysak mengatakan pertahanan udara menembak jatuh 11 dari 16 rudal dan sembilan dari 10 drone yang menargetkan wilayah Dnipropetrovsk. Zelenskiy mengatakan Rusia semakin banyak menembakan rudal ke pelabuhan Pivdennyi di wilayah Odesa selatan, menghancurkan fasilitas penyimpanan biji-bijian dan bahan makanan yang ada di dalamnya.