REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden World Economic Forum (WEF) Børge Brende mengatakan Presiden Palestina Mahmood Abbas dan sejumlah pejabat internasional lainnya, akan menggelar diskusi yang bertujuan mendorong kesepakatan perjanjian gencatan senjata di Gaza di sela pertemuan WEF yang akan digelar di Riyadh pekan ini.
"Saat ini kami memiliki beberapa pemain penting di Riyadh dan berharap diskusi dapat mengarah pada proses rekonsiliasi dan perdamaian," kata Brende dalam konferensi pers di Riyadh, Sabtu (27/4/2024). Ia menambahkan krisis kemausiaan di Gaza akan masuk dalam agenda WEF. Brende mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan menghadiri pertemuan bersama pemimpin kawasan seperti perdana menteri Qatar, menteri luar negeri Arab Saudi, putra mahkota Oman dan pejabat-pejabat Bahrain.
Brende mengatakan, menteri luar negeri Mesir juga akan berada di pertemuan itu untuk menyampaikan perkembangan perundingan yang dimediasi Mesir dalam negosiasi yang digelar di Israel, Jumat (25/4/2024). Upaya yang bertujuan memulai kembali perundingan kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan sandera yang saat ini masih mengalami kebuntuan.
"Kini terdapat sedikit momentum dalam negosasi sandera dan juga kemungkinan gencatan senjata," kata Brende. Hamas mengatakan mereka menerima respon dari pemerintah Israel atas proposal gencatan senjata terbarunya dan akan mempelajarinya sebelum memberikan balasan.
"Hari ini Hamas menerima respon resmi dari penjajah Zionis pada proposal yang disampaikan mediator Mesir dan Qatar pada 13 April 2024," kata wakil pemimpin Hamas yang saat ini berada di Qatar, Khalil Al-Hayya dalam pernyataan yang dirilis Hamas.
Perundingan untuk mengakhiri serangan Israel ke Gaza yang sudah berlangsung selama enam bulan masih mengalami kebuntuan. Hamas bertahan dengan tuntutannya agar kesepakatan itu juga mengakhiri serangan Israel.
Delegasi Mesir berkunjung ke Israel untuk berdiskusi dengan pejabat Israel pada Jumat kemarin. Mereka mencari cara agar perundingan untuk mengakhiri konflik dan memulangkan sandera diculik Hamas dalam serangan mendadak 7 Oktober 2023, dapat dimulai kembali.