REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Sumber yang mengetahui hubungan diplomatik Barat dengan Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan, terdapat kemungkinan semakin banyak perusahaan negara Arab Teluk itu yang terkena sanksi terkait sanksi pada Rusia. Komisi Eropa belum menanggapi permintaan komentar.
Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa, dilaporkan menekan UEA untuk bersikap tegas pada perusahaan-perusahaan yang mencoba menghindari sanksi terhadap Rusia. Dampak yang dijatuhkan pada entitas yang mencoba menghindari sanksi Rusia saat ini masih terbatas.
Rusia menuduh Barat berusaha menggertak negara-negara lain untuk mengikuti sanksi-sanksinya. Moskow menemukan cara untuk mendapatkan produk dwi-fungsi melalui negara ketiga.
Pemerintah Rusia belum merespon permintaan komentar karena hari libur nasional. UEA merupakan magnet bagi kekayaan dan perdagangan internasional. Negara Arab Teluk itu menjaga keseimbangan hubungan dengan Washington dan mitra keamanan terpentingnya Rusia.
Perekonomian UEA mendapat banyak keuntungan dengan gelombang kekayaan Rusia yang mencoba menghindari sanksi Washington dan negara-negara Barat yang mencoba mengisolasi Moskow atas perang Rusia di Ukraina. UEA mengecam invasi tersebut dan juga memfasilitasi petukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Pada Rabu (1/5/2024) dua orang sumber mengatakan pejabat pemerintah negara-negara Barat meminta UEA untuk mengawasi perusahaan-perusahaan yang tercatat di zona bebasnya. Termasuk kepatuhan pada undang-undang dan regulasi anti-pencucian uang dan sanksi.
Pada awal tahun ini, UEA turun dari daftar negara yang beresiko menerima aliran dana ilegal. Setelah upayanya untuk mengatasi praktik pencucian uang diakui.
Diplomat-diplomat negara Barat juga mengatakan bank-bank UEA menutup rekening beberapa warga Rusia dan kini lebih sulit bagi warga Rusia membuka rekening. Langkah ini diambil setelah AS mengancam akan menjatuhkan sanksi pada institusi finansial di negara ketiga yang kedapatan membantu Rusia menghindari sanksi-sanksi.
Namun pekan ini, dalam kunjungan negara-negara Barat ke UEA, Parlemen Eropa menggelar pemungutan suara yang mempertahankan UEA untuk masuk ke dalam daftar negara yang kerangka kerjanya kurang dalam mengatasi pencucian uang dan pendanaan organisasi teroris.