Sabtu 04 May 2024 12:37 WIB

Gelombang Panas Tingkatkan Permintaan AC di Asia

Suhu udara di beberapa wilayah Asia mencapai 40 derajat Celcius.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pengunjung Alun-alun Kota Bandung, Kamis (2/5/2024). Gelombang panas tingkatkan permintaan AC.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sejumlah pengunjung Alun-alun Kota Bandung, Kamis (2/5/2024). Gelombang panas tingkatkan permintaan AC.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang panas yang memecahkan rekor sedang melanda sebagian wilayah di Asia, sehingga mendorong lonjakan permintaan akan pendingin ruangan termasuk AC. Unit AC menawarkan kelegaan dari suhu yang telah memecahkan rekor dalam beberapa pekan terakhir, dengan banyak negara di kawasan ini mencapai 40 derajat Celcius atau lebih tinggi.

Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA) tahun 2019, hanya 15 persen rumah di Asia Tenggara yang memiliki pendingin ruangan. Namun penggunaan AC di kawasan ini belum merata, dengan sekitar 80 persen pemasangan AC di Singapura dan Malaysia, hingga kurang dari 10 persen di Indonesia dan Vietnam.

Baca Juga

Perkiraan IEA menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi dan upah yang lebih baik dapat membuat jumlah unit AC di Asia Tenggara melonjak dari 40 juta pada tahun 2017 menjadi 300 juta pada tahun 2040. Hal ini pun akan meningkatkan kapasitas listrik lokal, yang sudah mengalami kesulitan dalam kondisi saat ini.

Myanmar hanya memproduksi sekitar setengah dari kebutuhan listrik yang dibutuhkannya setiap hari, dengan junta menyalahkan lemahnya pembangkit listrik tenaga air karena sedikitnya curah hujan, rendahnya hasil gas alam, dan serangan dari lawan-lawannya terhadap infrastruktur.