REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh perempuan Indonesia bersatu dalam ikut mewujudkan perdamaian dunia. Ia berharap ada komite kemanusiaan yang berisikan perempuan-perempuan Indonesia berbicara kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyerukan perdamaian dunia.
Gubernur Jawa Timur periode 2019/2024 ini menginginkan suasana damai di dunia. Pasalnya, genosida Israel di Palestina yang melibatkan sejumlah negara lain di Timur Tengah serta perang Ukraina dan Rusia menyebabkan dunia tidak baik-baik saja.
"Ini bisa menjadi kekuatan pertimbangan dunia bagaimana sesungguhnya perempuan menyeru damai supaya suasana aman tenteram lebih baik bagi dunia lebih memberikan harapan kehidupan kemanusiaan," ujar Khofifah pada acara Halal bi Halal Muslimat NU, di Gedung Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (4/5/2024).
Khofifah menilai komite kemanusiaan mempunyai modal dan jaringan untul berbicara tentang perdamaian dunia. Jumlah perempuan di Indonesia diperkirakan mencapai 150 juta orang.
Sejumlah tokoh perempuan Indonesia juga mempunyai jaringan internasional yang kuat, seperti putri KH Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid.
Kekuatan tersebut, menurut Khofifah, perlu dikonsolidasikan dengan baik agar suara-suara perempuan untuk perdamaian dunia menjadi pertimbangan. Komite Perempuan dapat duduk bersama dengan PBB dan pemimpin dunia untuk mencari titik temu agar peperangan segera berhenti. Dengan begitu perdamaian dunia akan terwujud.
Khofifah mengaku telah mengomunikasikan ide tersebut ke sejumlah tokoh-tokoh perempuan dan organisasi di Indonesia. Beberapa waktu lalu, ia telah berbicara dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur dan Kongres Wanita Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Muslimat NU juga menyalurkan donasi senilai Rp 2 miliar untuk Palestina. Donasi tersebut merupakan donasi gelombang ketiga yang disalurkan melalui Lazisnu. Donasi tersebut dikumpulkan oleh pengurus cabang Muslimat NU.
Khofifah menjelaskan mengapa mempercayakan kepada Lazisnu. Menurutnya, karena mereka mempunyai jaringan yang kuat di Yordania dan Rafah.
"Kita nggak hanya masuk ke Palestina tapi bagaimana pengungsi Palestina di Yordanani dan Rafah," kata Khofifah.