Selasa 07 May 2024 08:12 WIB

Malangnya Warga Rafah, Harus Mengungsi di Tengah Serangan Udara dan Hujan Deras

Lebih dari satu juta yang orang terpaksa meninggalkan rumah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pengungsi Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, membawa barang-barang mereka setelah perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, (6/5/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, membawa barang-barang mereka setelah perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, (6/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Didera hujan dan ketakutan akan bom Israel, warga sipil Palestina keluar dari tenda-tenda atau rumah di Rafah. Mereka mencari tempat pengungsian ke tempat lain menjelang operasi militer Israel ke kota paling selatan Jalur Gaza itu.

Sebagian memasukan anak-anak dan barang-barang mereka ke gerobak keledai, beberapa ke mobil, sisanya hanya berjalan kaki. Kasur ditumpuk di atas kap mobil dan memasukan kursi roda di bagasi.

Baca Juga

Banyak pengungsi yang sudah pindah lebih dari satu kali selama serangan Israel ke Gaza tujuh bulan terakhir. Sebagian besar kantong pemukiman itu menjadi reruntuhan bangunan yang hancur dibom. "Penjajah Israel memberitahu warga untuk pergi Rafah dan ini tempat yang aman. Hari ini mereka memberitahu kami untuk keluar dari Rafah, kemana orang-orang akan pergi," kata salah satu pengungsi Abu Ahmed, Senin (6/5/2024).

Hal ini ia sampaikan saat berada di samping tenda-tenda pengungsi yang berlumpur karena diguyur hujan semalaman. Israel memerintahkan warga Palestina untuk melakukan evakuasi dari Rafah pada Senin dini hari.