Rabu 08 May 2024 09:27 WIB

Astronaut Sunita Williams Namai Roketnya 'Calypso' untuk Misi Luar Angkasa

Williams menamai pesawat ruang angkasa ‘Calypso’ karena kecintaannya pada lautan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
 Members of the NASA Boeing Crew Flight Test Butch Wilmore (L) and Suni Williams, both of NASA, walk out of the Neil A. Armstrong Operations and Checkout Building to the Space Launch Complex-41 in Titusville, Florida, USA, 06 May 2024. Wilmore and Williams will launch aboard Boeing
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Members of the NASA Boeing Crew Flight Test Butch Wilmore (L) and Suni Williams, both of NASA, walk out of the Neil A. Armstrong Operations and Checkout Building to the Space Launch Complex-41 in Titusville, Florida, USA, 06 May 2024. Wilmore and Williams will launch aboard Boeing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronot asal India, Sunita Williams, siap terbang ke luar angkasa untuk ketiga kalinya sebagai pilot di roket Starliner milik Boeing dalam uji penerbangan berawak pertamanya. Starliner akan lepas landas ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari Cape Canaveral di Florida.

Jadwal lepas landas ditetapkan pada Senin (6/5/2024) pukul 22.34 (waktu Amerika Serikat) atau pada Selasa (7/5/2024) pukul 08.34 WIB. Selain Williams yang berusia 58 tahun, pesawat ruang angkasa itu akan membawa Butch Wilmore, seorang pilot uji angkatan laut yang telah terbang ke luar angkasa dua kali.

Baca Juga

Hal ini akan menandai kemenangan yang telah lama ditunggu-tunggu dan penting bagi program Boeing. “Saat saya mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional, rasanya seperti pulang ke rumah,” kata Williams saat berlatih di landasan peluncuran, melansir NDTV.

Williams yang akan bertugas sebagai pilot misi ini, sebelumnya diberi kesempatan untuk memberi nama roket yang akan diterbangkannya. Dan, dia menamai pesawat ruang angkasa CST-100 Starliner dengan nama ‘Calypso’. “Williams menamai pesawat ruang angkasa Starliner ‘Calypso’ karena kecintaannya pada lautan,” kata NASA. 

Williams menamai roket ‘Calypso’ pada 2019 untuk memberi penghormatan kepada penjelajah Jacques Cousteau, yang berlayar keliling dunia dengan kapalnya yang memiliki nama yang sama. Tujuan Cousteau adalah untuk belajar tentang lautan dan mengajari orang lain tentang keajaiban laut. Williams yakin Starliner dapat melakukan hal yang sama untuk luar angkasa.

Pesawat ruang angkasa Crew Space Transportation (CST)-100 Starliner, menurut Boeing, dirancang untuk menampung tujuh penumpang, atau campuran awak dan kargo, untuk misi ke orbit rendah Bumi. Hal ini telah mengalami banyak kendala dan telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Wakil presiden dan manajer program Starliner di Boeing, Mark Nappi, baru-baru ini mengatakan bahwa desain dan pengembangan itu sulit, terutama dengan kendaraan luar angkasa manusia. Ini akan menjadi penerbangan kedua perusahaan ke ISS dan uji penerbangan Starliner ketiga secara keseluruhan.

Williams yang lahir dari ahli neuroanatomi India-Amerika Deepak Pandya dan Ursuline Bonnie (Zalokar) Pandya di Euclid, Ohio, dipilih sebagai astronot oleh badan antariksa AS NASA pada 1998. Sejauh ini, dia adalah veteran dari dua misi luar angkasa, Ekspedisi 14/15 dan 32/33.

Dia menjabat sebagai insinyur penerbangan di Ekspedisi 32 dan kemudian menjadi komandan Ekspedisi 33. Pada penerbangan luar angkasa perdananya, ia diluncurkan bersama awak STS-116 pada 9 Desember 2006.

Kemudian, untuk Ekspedisi 32/33, Williams diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan, bersama dengan komandan Soyuz Rusia Yuri Malenchenko dan Insinyur Penerbangan Akihiko Hoshide dari Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, pada 14 Juli 2012.

Setelah menghabiskan 127 hari di luar angkasa, ia mendarat di Kazakhstan pada 18 November 2012. Menurut NASA, Williams telah menghabiskan total kumulatif 322 hari di luar angkasa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement