REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan sebuah masjid yang diubah dari gereja Ortodoks kuno di Istanbul sebagai tempat beribadah umat muslim setelah empat tahun ia memerintahkan untuk mengubahnya.
Dilansir dari GulfNews, pada tahun 2020 lalu, Erdogan memerintahkan bangunan tersebut yang dulunya merupakan gereja Bizantium, kemudian sempat menjadi masjid, dan kemudian menjadi museum untuk diubah menjadi tempat ibadah muslim tepat satu bulan setelah keputusan kontroversial serupa mengenai Hagia Sophia yang dilindungi Unesco.
Hagia Sophia di Istanbul adalah katedral kuno yang diubah menjadi masjid dan kemudian menjadi museum, sebelum menjadi masjid lagi. Kedua perubahan tersebut menunjukkan upaya Erdogan untuk menggalang pendukungnya yang lebih konservatif dan nasionalis. Namun hal tersebut menambah masalah antara pemerintah Turki dengan para uskup di gereja Ortodoks dan Katolik.
Keputusan pada tahun 2020 untuk mengubah agama tersebut mendapat tanggapan negatif dari negara tetangganya, Yunani, yang menyebut tindakan tersebut sebagai salah satu provokasi terhadap umat beragama.
The Holy Saviour di Chora sebuah gereja Bizantium yang dihiasi dengan lukisan dinding Penghakiman Terakhir abad ke-14 yang masih dihargai oleh umat Kristen. Gereja tersebut diubah menjadi Masjid Kariye setengah abad setelah penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Turki Ottoman. Setelah itu, menjadi Museum Kariye setelah Perang Dunia II, ketika Turki berusaha menciptakan republik yang lebih sekuler dari sisa Kesultanan Ottoman.
Sekelompok sejarawan seni dari Amerika Serikat membantu merestorasi mosaik gereja asli dan dipajang di depan umum pada tahun 1958. Hagia Sophia, yang pernah menjadi pusat Kekristenan Timur Tengah juga diubah menjadi masjid oleh Ottoman. Ataturk, pendiri Turki modern setelah Perang Dunia I, mengubah situs Warisan Dunia UNESCO tersebut menjadi museum dalam upaya untuk mempromosikan netralitas agama. Hampir 100 tahun kemudian, Erdogan, yang partai berkuasanya memiliki nilai Islam yang kuat, mengubahnya kembali menjadi tempat ibadah umat Islam.