REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK---Kasus kecelakaan bus pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat (Jabar) masih jadi perbincangan hangat di publik. Salah satu isu yang muncul di media sosial adalah ada tender antar guru dalam acara wisuda dan wisata para pelajar. Namun, pihak sekolah membantah dengan keras.
"Saya jamin enggak (isu ada tender tidak benar). Kepala sekolah sendiri pun enggak," ujar Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Lingga Kencana Sarojih saat ditemui di SMK Lingga Kencana, Depok, Selasa (14/5/2024).
Menurut Sarojih, pihaknya sangat memahami betul kondisi keuangan yang ada dan memastikan bahwa tidak terjadi upaya mengambil keuntungan dari acara wisuda dan wisata pelajar kelas XII di Bandung itu. Dia menyebut bahwa dirinya mempersilakan panitia, yakni wali kelas XII untuk melakukan negosiasi dengan pihak travel yang mengurus transportasi.
"Kita di sini bukan mencari keuntungan. Ya saya tahu ada informasi seperti itu. Boleh dipastikan dan boleh diyakinkan bahkan mungkin ada isu kepala sekolah main, demi Allah enggak ada dalam hal itu," katanya.
Sebaliknya, Sarojih justru mengatakan bahwa sekolah turut mengangkut para siswa yang tidak mampu atau anak yatim/piatu untuk tetap diikutsertakan dalam acara. "Bahkan ada beberapa siswa yang kita rasa memang enggak mampu, diikutkan saja, dan kita subsidi dari yayasan. Kita kan melihara ada anak yatim 12 orang, kita tidak mintakan, kemudian ada beberapa anak laporan ke saya ada yang tidak mampu, sudah ikutsertakan saja," katanya.
Sarojih menegaskan kembali bahwa tidak ada mark up dalam perencanaan acara tersebut. Dia bahkan menantang pihak yang menuduhnya dan sekolahnya melakukan hal itu untuk datang menemuinya. "Salah (tidak ada mark up). Orangnya suruh kemari saja. Kita buka-bukaan data. Silahkan," katanya.
Diketahui, dalam penyelenggaraan acara wisuda dan wisata pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana, sekolah menarik biaya dari masing-masing siswa sebanyak Rp800 ribu. Adapun jumlah siswa yang ikut dalam acara berjumlah 122 orang, plus sebanyak 28 guru.
Acara itu berlangsung dari Jumat (10/5/2024) hingga Sabtu (11/5/2024) di Bandung, Jawa Barat. Sayangnya saat di perjalanan pulang pada Sabtu (11/5/2024) malam, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat. Sebanyak 11 orang dinyatakan meninggal dunia akibat insiden maut tersebut, meliputi sembilan orang siswa, satu orang guru, dan satu orang warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).