Sabtu 18 May 2024 17:36 WIB

Badan Geologi: Aktivitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Masih Tinggi

Selain itu gempa hembusan mendominasi rekam seismik.

Petugas menunjukan seismogram yang merekam kekuatan gempa yang disebabkan oleh erupsi gunung api Ili Lewotolok di desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata,  NTT, Rabu (2/12/2020).  Berdasarkan laporan pos pemantauan Gunung Ili Lewotolok, aktivitas gunung api tersebut masih fluktuatif, yakni erupsi masih terus terjadi dengan intensitas sedang dan tinggi.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Petugas menunjukan seismogram yang merekam kekuatan gempa yang disebabkan oleh erupsi gunung api Ili Lewotolok di desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, NTT, Rabu (2/12/2020). Berdasarkan laporan pos pemantauan Gunung Ili Lewotolok, aktivitas gunung api tersebut masih fluktuatif, yakni erupsi masih terus terjadi dengan intensitas sedang dan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT),  masih tinggi sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat di sekitar gunung.

"Potensi erupsi masih ada sehingga jika erupsi terjadi akan ada hujan abu," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu (18/5/2024).

Baca Juga

Berdasarkan hasil evaluasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, aktivitas erupsi terbilang tinggi selama periode pengamatan visual 8-15 Mei 2024.

Selain itu gempa hembusan mendominasi rekam seismik, serta gempa erupsi meningkat signifikan pada tanggal 14 Mei 2024. Energi seismik yang meningkat signifikan pun bersamaan dengan kenaikan gempa.

Aliran lava juga terlihat ke arah selatan, tenggara, dan barat. Aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada jarak 1,8 km, sedangkan ke arah selatan sejauh 600 meter dan aliran lava ke arah barat mencapai jarak 1,2 km dari bibir kawah.

"Belum ada penambahan jarak aliran, sehingga mengindikasikan laju aliran lava baik ke arah tenggara, barat, dan selatan mengecil atau melambat," ucapnya.

Jeffry mengatakan tingkat aktivitas gunung api itu masih dipertahankan pada level III atau Siaga.

Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektor barat, selatan, dan tenggara, masing-masing sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung.

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan, tenggara, serta timur dari puncak gunung

"Hindari abu vulkanik dengan menggunakan masker," kata Jeffry mengingatkan.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement