Rabu 22 May 2024 07:10 WIB

Tips Jamaah Haji Naik Bus Shalawat dengan Nyaman ke Masjidil Haram

Bus shalawat beroperasi selama 24 jam.

Jamaah menaiki bus Shalawat menuju Masjidil Haram di Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (2/6/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jamaah menaiki bus Shalawat menuju Masjidil Haram di Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (2/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Ribuan calon jamaah haji (Calhaj) Indonesia telah memasuki kota Makkah untuk melaksanakan ibadah umroh wajib. Untuk beribadah ke Masjidil Haram, jamaah bisa menaiki bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam.

Baca Juga

Kepala Bidang Transportasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mujib Roni membagikan beberapa tips untuk jamaah yang ingin naik bus shalawat ke Masjidil Haram. Pertama, menurut dia, jamaah bisa mencari waktu yang tepat untuk naik bus ini.

"Layanan ini diberikan pernuh dan beroperasi 24 jam. Tapi perlu juga jadi perhatian jamaah. Harus pilih saat tak terlalu padat di Masjidil Haram. Waktu pulangnya juga gitu. Jangan habis salam langsung pulang, karena pasti akan crowded (padat)," ujar Mujib saat diwawancara di Kantor Urusan Haji Indonesia, Makkah, Selasa (21/5/2024).

Kedua, Mujib juga menyarankan kepada jamaah haji Indonesia untuk tidak saling menunggu ketika selesai melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Sehingga, petugas tidak kewalanan dalam melayani jamaah.

"Sebisa mungkin tidak saling menunggu. Karena petugas kewalahan kalau banyak yang nunggu," ucap Mujib.

Untuk memudahkan jamaah mengenali bus milik Indonesia ini, setiap kendaraan dipasang stiker dengan desain dan warna yang berbeda-beda. Stiker itu berisi informasi rute, nomor rute, serta warna rute.

"Jadi nanti di setiap rute ada keterangannya lewat stiker besar di samping halte. Setiap jamaah kita kasih kartu sesuai warna dan rute. Untuk mengarahkannya tinggal disesuaikan warnanya. Tiap halte ada dua petugas," kata Mujib.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement