Ahad 02 Jun 2024 08:50 WIB

Haji dan Ukhuwah Islamiyah

Semua manasik yang disyariatkan dalam haji merealisasi ukhuwah Islamiyah.

Red: Hasanul Rizqa
Jamaah haji di Makkah.
Foto: Republika/Muhyidin
Jamaah haji di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh: Prof KH Ahmad Satori Ismail

Sudah merupakan ketentuan Illahi, semua ibadah dalam Islam menyimpan berbagai hikmah nan mulia. Hikmah itu ada yang bersifat lahir, bisa diketahui setiap Mukmin, dan ada pula yang tersembunyi, hanya diketahui oleh orang-orang alim yang rasikh (mendalam ilmunya).

Baca Juga

Haji termasuk ibadah yang hikmahnya bisa dilihat secara kasat mata, seperti pengorbanan dengan harta dan jiwa, kepedulian pada sesama, dan lain sebagainya. Selain itu, haji pun memiliki banyak hikmah yang sulit kita indra, kecuali oleh para khawwas (ulama istimewa).

Haji mabrur atau diterima oleh Allah SWT adalah haji yang dilaksanakan secara sempurna dengan memenuhi semua syarat, wajib, dan rukunnya. Tidak ada rafats (bersebadan, omong kotor atau jorok), fusuq (kedurhakaan atau pelanggaran terhadap ajaran agama Allah), dan tidak ada jidal (bantah-bantahan) selama ibadah tersebut.