Selasa 25 Oct 2016 07:00 WIB

Cerita Penderitaan Jamaah Haji di Pulau Onrust

Red: Karta Raharja Ucu
Barak karantina haji di Pulau Onrust
Foto:
Jamaah haji baru tiba di Pulau Onrust

Basirun Prawiroatmodjo, yang menjadi juru tulis karantina haji pada 1919 dan bertugas di pulau ini hingga 1958, ketika diwawancarai Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta mengemukakan, para haji yang pulang dari Tanah Suci pertama kali turun di Pulau Cipir yang bersebelahan dengan Onrust.

Para jamaah satu per satu dicek oleh dua orang petugas. Usai pemeriksaan, para haji itu harus menanggalkan seluruh pakaiannya, diganti dengan pakaian karantina. Kemudian mereka dipersilakan mandi dan diperiksa oleh seorang dokter. Bila ada yang membawa bibit penyakit menular diharuskan tinggal di stasiun karantina di Pulau Cipir. Karantina ini dibangun bersamaan dengan karantina di Pulau Onrust (1911).

Selama pemeriksaan kesehatan, pakaian pribadi serta kapal pengangkut difumigasi. Para jamaah yang dinyatakan sehat kemudian dibawa ke Onrust. Mereka naik eretan (getek) dari ujung dermaga Pulau Cipir ke Pulau Onrust.

Eretan ini hanya dapat menampung 8-10 orang. Menaikinya cukup berbahaya lebih-lebih bila air pasang. Tapi, sejauh ini tidak ada laporan pernah terjadi kecelakaan seperti terseret gelombang saat menaikinya.

Setiba di Onrust dari Cipir, para jamaah haji kembali diperiksa kesehatannya oleh seorang dokter. Terdapat pula enam orang petugas bangsa Belanda yang turut menangani jamaah haji. Mereka hanya berada di Onrust saat-saat musim haji. Di Onrust ketika itu ada sebuah kapal motor bernama Kapal Onrust yang berlayar dua kali sepekan ke Tanjung Priok.

Kapal ini berfungsi untuk mengangkut jenazah jamaah haji yang meninggal di Pulau Sakit (kini Pulau Bidadari) dan Pulau Kelor untuk dimakamkan. Kedua pulau yang merupakan satu gugus dengan Onrust dan Cipir ketika itu merupakan hutan belukar.

Kini kedua pulau itu merupakan tempat rekreasi yang tiap akhir pekan ramai dikunjungi, khususnya di Bidadari (Pulau Sakit). Di sini kita juga dapat menjumpai benteng peninggalan VOC saat mereka menjadikan pulau ini sebagai tempat rekreasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement