Rabu 06 Jul 2016 04:51 WIB

Lebaran Datang, Wali Songo Perintahkan Sungkem kepada Orang Tua

Red: Muhammad Subarkah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sungkem pada ibundanya, Ny. Siti Habibah Soekotjo, di Istana Negara.
Foto:
Ketupat Lebaran (llustrasi)

Salah satu yang ‘hampir wajib' di meja makan orang Islam di Jawa pada waktu lebaran adalah adanya ketupat di meja makan. Hidangan ini di santap dengan berbagai macam variasi lainya  mulai dari gulai ayam, gulai  kambing, gulai daging sapi, opor ayam, oseng-oseng kentang dan tempe, serta berbagai jenis variasai makanan lainnya.

‘’Tapi yang wajib di meja makan orang Islam di Jawa adalah ‘ketupat’, makanan yang berasald dari beras yang dimasukan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa. Yang lainnya —seperti opor ayam atau gulai— itu hanya variasi saja,’’ tegas Hermanu.

Mengapa harus ada ketupat? Jawab Hermanu, karena makanan ini merupakan makanan yang menjadi simbol lebaran orang Jawa. Ketupat itu diartaikan sebagai ‘nyuwun lepat’ (mohon maaf,red) atas keselahan. Sedangkan pucuk daun kepala muda yang dipakai membuat ketupat orang Jawa menyebutnya sebagai ‘janur’. Dan ‘janur’ diartikan sebagai sebuah makna ’seja ning luhur’ (berpenharapan kepada keluruhan akhlak,red).

‘’Maka ‘nyuwun lepat’ yang dilambangkan dengan ketupat yang terbuat dari janur itu maknanya merupaan permintaan maaf baik yang ersifat vertikal dan horizontal. Tak hanya meminat maaf kepada sesama manusia yakni orang tua, kerabat, atau tetangga saja, tapi juga memohon ampun kepada Allah Swt. Nah, wali songo telah mengajarkan nilai luhur ini kepada orang Islam di Jawa,’’ kata Hermanu menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement