Jumat 07 Jun 2024 08:47 WIB

Pantau Pemakaian LPG, Pertamina Patra Niaga dan Pemkot Semarang Lakukan Kunjungan Lapangan

Kunjungan dilakukan ke sektor usaha binatu (laundry), rumah makan, serta pangkalan.

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah bersama instansi Pemerintah Kota Semarang melakukan kunjungan ke tiga sektor usaha laundry, dua pangkalan, dan satu rumah makan yang berada di Kota Semarang pada Kamis (30/5/2024).
Foto: Pertamina Patra Niaga
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah bersama instansi Pemerintah Kota Semarang melakukan kunjungan ke tiga sektor usaha laundry, dua pangkalan, dan satu rumah makan yang berada di Kota Semarang pada Kamis (30/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Guna memastikan penggunaan LPG khususnya 3 kilogram agar tepat sasaran, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah bersama instansi Pemerintah Kota Semarang melakukan kunjungan lapangan pada Kamis (30/5/2024).

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibiliity (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), Brasto Galih Nugroho mengungkapkan kunjungan dilakukan ke sektor usaha binatu (laundry), rumah makan, serta pangkalan.

"Kunjungan dilakukan ke tiga sektor usaha laundry, dua pangkalan, dan satu rumah makan yang berada di Kota Semarang. Kami melakukan program penukaran tabung LPG 3 kg menjadi Bright Gas xx kg, sedangkan untuk pangkalan dilakukan pengecekan sarana dan fasilitas serta pencacatan logbook digital berbasis website yang Bernama Merchant Apps Pangkalan (MAP)," ujarnya.

Kunjungan ini dihadiri oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, Perekonomian Kota Semarang, Meteorologi Kota Semarang, Satuan Polisi Pramong Praja Kota Semarang, Kepolisian Resor Kota Besar Semarang, beserta Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Semarang.

Hadir dalam kunjungan lapangan, Sales Branch Manager (SBM) Rayon I Semarang, Aditya Agung Andrawina mengatakan, tujuan dilakukan kunjungan inii adalah untuk membuat pendistribusian LPG 3 kilogram menjadi lebih tepat sasaran. 

"Khususnya untuk sektor usaha laundry dan rumah makan non mikro teredukasi dan tidak menggunakan LPG 3 kilogram," kata Adit.

Adit menambahkan, edukasi juga dilakukan di pangkalan agar menyalurkan LPG sesuai ketentuan dan tertib administrasi pencatatan MAP.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement