REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Seperempat warga Yahudi Israel dilaporkan siap meninggalkan negara Zionis itu dalam waktu dekat jika diberi kesempatan. Hal ini menyusul ketakpercayaan pada pemerintah yang tak bisa lagi menjamin keamanan warga Israel.
Menurut survei terbaru yang dilansir the Jerusalem Post, satu dari empat orang Yahudi Israel dan empat dari sepuluh orang Arab-Israel akan beremigrasi jika diberi kesempatan. Hasil-hasil ini menggarisbawahi meningkatnya ketidakpuasan terhadap kepemimpinan negara dan situasi keamanan.
Sebuah laporan baru dari Institut Kebijakan Rakyat Yahudi (JPPI), yang diterbitkan pada Rabu, menyoroti tren sentimen emigrasi yang signifikan di kalangan warga Israel. Menurut Indeks Masyarakat Israel Juli 2024, 25 persen warga Yahudi Israel dan 40 persen warga Arab Israel menyatakan kesediaannya untuk meninggalkan negara tersebut jika mereka memiliki kesempatan praktis. Temuan ini muncul pada saat kepercayaan terhadap kepemimpinan militer dan politik sedang rendah.
Laporan tersebut menggambarkan sebuah negara yang sedang bergulat dengan pertikaian internal dan berkurangnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaganya. Kepercayaan publik terhadap komando senior pasukan penjajahan Israel (IDF) telah menurun drastis, dengan 55 persen responden Yahudi menyatakan kepercayaan yang rendah atau sangat rendah. Penurunan ini terutama terjadi di kalangan sayap kanan Israel, dimana 80 persen di antaranya tidak mempercayai kepemimpinan puncak IDF.