Senin 22 Jul 2024 14:24 WIB

Hasil Olahan Produk Perikanan di Pendidikan Vokasi Dipamerkan di Jakarta

Selain udang, sejumlah SMK memamerkan hasil produksi dari olahan ikan tuna.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Erik Purnama Putra
Belasan booth sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi (PTV) mengikuti pameran Indo Livestock 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Foto: Republika.co.id/Fergi Nadira B
Belasan booth sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi (PTV) mengikuti pameran Indo Livestock 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan booth sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi (PTV) mengikuti pameran Indo Livestock 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan pada akhir pekan kemarin. Booth tersebut memamerkan beragam produk dari berbagai sektor seperti peternakan, perikanan dan pertanian.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Budi Sulistyo mengapresiasi kreasi generasi muda dalam mengolah hasil laut. Menurut dia, inovasi tersebut dapat meningkatkan perekonomian Indonesia melalui perikanan dan maritim.

Baca: Personel Kowal Terpilih Ikut Kursus COpPazNav di Rio de Janiero, Brasil

"Ini tadi saya juga lihat olahan laut yang inovatif dan berkualitas tinggi, salah satunya dari SMK Puger yang juga bisa menjadi potensi yang menghasilkan dari daerah tersebut," ujar Budi dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Humas SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kabupaten Jember, Holidan mengaku hasil budidaya udang vaname di sekolahnya memang sukses hingga dipasarkan ke luar negeri. Dia merinci total udang vaname yang dihasilkan mencapai 8,5 ton per siklus budidaya.

"Beberapa kali hasil budidaya kami mendapatkan order dari mitra di luar negeri, sehingga kami sangat menjamin kualitas dan mutu dari udang ini sendiri, udang asli produksi lokal kualitas internasional," ujarnya.

Selain udang, sejumlah SMK memamerkan hasil produksi dari olahan ikan tuna. Ada juga olahan ikan lainnya seperti sarden ikan tobi-tobi khas Bengkulu, dan kerupuk tulang ikan.

Selain itu, pakan ternak juga diolah dari hasil fermentasi kulit kopi robusta oleh Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Vokasi tersebut juga mengolah produk limbah pertanian dan perkebunan menjadi pakan lengkap berbentuk wafer.

Inovasi lain yang hadir untuk mendukung ekosistem peternakan yaitu mesin tetas telur yang dirancang menggunakan bahan-bahan sederhana yang efektif. Mesin itu dinamakan SNakMA ciptaan SMK Swasta SPP SnakMA Muhammadiyah Tanjung Anom.

"Mesin ini merupakan mesin semi otomatis yang dapat menangani hingga 100 butir telur dalam sekali, dan mesin ini mudah dirangkai karena menggunakan teknologi modern seperti thermostat untuk menjaga stabilitas suhu dan kelembaban yang optimal," ujar salah satu guru dari SMK Swasta SPP SNakMA Muhammadiyah Tanjung Anom.

Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda menyampaikan rasa bangganya terhadap novasi yang dilakukan oleh para pendidik maupun siswa dari berbagai satuan pendidikan vokasi. Dia berharap dengan konsep Teaching Factory (TeFa), pendidikan vokasi dapat meningkatkan kolaborasi dan peluang dengan berbagai mitra, termasuk investor.

"Sejak awal kami sangat mendorong teman-teman vokasi untuk menerapkan model pembelajaran berbasis kemitraan yang menerapkan prinsip-prinsip keindustrian dengan tujuan mengoptimalkan potensi dan kapasitas sumber daya vokasi melalui pembangunan sinergi antara sistem pembelajaran dan standar proses produksi di industri," jelas Uuf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement