REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Siapa yang tak ingin berharta banyak? Hampir tidak ada. Kebanyakan orang pasti menginginkan punya harta berlimpah yang akan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai untuk memenuhi kebutuhan harian, hedon, foya-foya dan lainnya.
Muncul sebuah pertanyaan terkait dengan harta dan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terbaik di dunia dan teladan manusia. Orang sebaik dan semulia Nabi Muhammad, menginginkan berapa banyak harta?
Terkait dengan hal ini, Hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Ibnu Majah menjelaskan hal tersebut.
قَالَ مَا أُحِبُّ أَنَّ أُحُدًا عِنْدِي ذَهَبًا فَتَأْتِي عَلَيَّ ثَالِثَةٌ وَعِنْدِي مِنْهُ شَيْءٌ إِلَّا شَيْءٌ أَرْصُدُهُ فِي قَضَااءِ دَيْنٍ
Sungguh, aku tidak menginginkan sekiranya emas sebesar gunung Uhud menjadi milikku, kemudian datang lagi yang ketiga, sedangkan aku memiliki sesuatu darinya, kecuali sesuatu yang memang aku persiapkan untuk sekedar membayar utang.
Nabi yang mulia, kekasih Allah, ternyata tidak hidup bergelimang harta. Dia tidur di atas alas biasa sehingga menyebabkan badannya sakit. Rumahnya sangat sederhana, hanya terdiri dari beberapa ruangan sederhana.
Pakaiannya juga demikian, sama seperti yang dikenakan orang-orang awam. Jadi, Nabi Muhammad bukanlah sosok orang yang berharta banyak.
Apakah dia bisa memiliki banyak harta? Sangat bisa, tapi Nabi Muhammad lebih memilih kesederhanaan, apa adanya. Karena kesederhanaan membuat hati tenang, enak berdzikir, tidak dipusingkan dengan keduniaan, menguatkan empati kepada orang lain, dan pastinya, menjadi wasilah menuju keridhaan Allah.