Senin 29 Jul 2024 07:53 WIB

Apa yang akan Dilakukan Tim Olimpiade Palestina Jika Berpapasan dengan Kontingen Israel?

Komite Olimpiade Palestina berupaya tak ada pelanggaran terhadap Piagam Olimpiade

Red: A.Syalaby Ichsan
Presiden Federasi Sepak Bola Palestina, Jibril Rajoub
Foto: EPA/PATRICK B. KRAEMER
Presiden Federasi Sepak Bola Palestina, Jibril Rajoub

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Komite Olimpiade Nasional Palestina Jibril Rajoub menegaskan, dia  tidak akan berjabat tangan dengan para atlet dari Israel, atau delegasi mereka jika berpapasan di Olimpiade Paris 2024. Meski demikian, sikap tersebut bisa berubah jika mereka mengakui hak Palestina untuk merdeka.

Jibril Rajoub sebelumnya juga menyerukan agar atlet Israel dilarang mengikuti kompetisi internasional di tengah perang di Gaza. Kepada Guardian, dia mengaku tidak akan berinteraksi dengan Yael Arad atau rekan-rekannya karena prinsip-prinsip tersebut jika mereka berpapasan selama Olimpiade.

Baca Juga

Dia juga mengklaim bahwa tim Palestina belum diberi instruksi tentang bagaimana harus bersikap jika mereka berhadapan dengan atlet Israel. Hanya saja, Rajoub menegaskan, pihaknya  akan menjaga agar tidak ada pelanggaran terhadap Piagam Olimpiade.

 
photo
Kepala Asosiasi Sepak Bola Palestina Jibril Rajoub berbicara saat konferensi pers mengenai pembatalan tim sepak bola nasional Argentina atas pertandingan persahabatan pra-Piala Dunia dengan Israel di Yerusalem, di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu (6/6). - (AP Photo / Majdi Mohammed)

“Sebelum Anda bertanya kepada saya, tanyakan kepada mereka: apakah mereka mengakui keberadaan rakyat Palestina dan hak kami untuk mendirikan negara merdeka, di samping Israel, sesuai dengan legitimasi PBB?” kata Rajoub. “Jika mereka memiliki komitmen ini, pada prinsipnya saya tidak memiliki masalah untuk berjabat tangan dengan siapa pun yang mengakui hak kami untuk menentukan nasib sendiri dan hak kami untuk hidup. Tetapi saya tidak akan berjabat tangan sebagai basa-basi dengan siapa pun yang tidak (mengakui). Ini bukan masalah kesopanan, ini masalah prinsip. Mereka harus siap berjuang untuk membangun jembatan perdamaian dengan saling mengakui.”