Senin 12 Aug 2024 18:03 WIB

Israel Tarik Pasukan di Azerbaijan dan Georgia Antisipasi Serangan Iran

Iran telah berjanji untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Israel telah memerintahkan personel militernya yang ditempatkan di Azerbaijan dan Georgia untuk segera kembali mengingat adanya ancaman kemungkinan serangan Iran, kantor berita TASS melaporkan mengutip radio pemerintah Kan.

Dikutip dari laman Armen Press, Senin (12/8/2024), perintah yang dikeluarkan oleh militer Israel mengamanatkan pasukannya yang saat ini berada di salah satu dari kedua negara tersebut untuk segera pulang ke Israel.

Baca Juga

Iran telah berjanji untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli 2024, yang dilakukan oleh Israel, menurut Iran. Namun Israel belum mengklaim atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Dikutip dari laman Shafaq, pada hari Senin, Komite Koordinasi Perlawanan Irak (IRCC) memperingatkan bahwa mereka akan memberi respons jika Iran dibom melalui wilayah udara Irak.