Selasa 13 Aug 2024 21:02 WIB

Gus Jazil: Sudah Seharusnya PBNU Setop Langkah tak Produktif Terhadap PKB

PKB dan PBNU dinilai bisa jalankan entitasnya sendiri-sendiri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jazilul Fawaid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) angkat bicara soal Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf yang mengakui PBNU dan PKB adalah dua entitas berbeda. PKB merasa hal itu mensinyalkan PKB dan PBNU mestinya menjalankan tugas sendiri-sendiri. 

Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, jika Gus Yahya sudah menyadari bahwa PKB dan PBNU adalah dua entitas berbeda yang tidak boleh saling intervensi, maka sudah seharusnya PBNU segera menghentikan langkah-langkah kontraproduktif. Hal ini menurutnya justru membingungkan nahdliyin di akar rumput dan para kiai. 

 

”Sudah, hentikan saja langkah-langkah yang tidak perlu. Sejak awal PKB tidak memiliki persoalan dengan NU karena PKB memang dilahirkan sebagai kendaraan politik warga NU dan untuk kepentingan bangsa. Sudahlah, mari kita fokus saja pada tugas masing-masing, biar yang di bawah tidak bingung. Dari awal PKB tidak punya masalah dengan NU. Hubungan kami di bawah juga sangat baik,” kata Gus Jazil kepada wartawan, Selasa (13/8/2024). 

 

Mengenai harapan PBNU agar PKB memperhatikan aspirasi-aspirasi yang ada di NU, Gus Jazil menekankan tidak sedikitpun perjuangan PKB di ranah politik yang tidak mengakomodir kepentingan NU. 

 

"Kami perjuangkan Undang-Undang Pesantren dan lainnya. Hubungan PKB dengan pesantren-pesantren juga bagus, dengan pengurus NU di berbagai daerah juga sangat baik, jadi tidak sedikitpun PKB merasa ada masalah dengan NU," ujar Gus Jazil. 

 

Menurut Gus Jazil, persoalan perang argument di publik akan segera berakhir jika PBNU menghentikan langkah-langkahnya yang sangat kental dengan kepentingan politik dengan membentuk Panitia Khusus (Pansus) PKB. 

 

”Hentikan itu semua karena tindakan-tindakan itu, membentuk Pansus, Tim Lima, itu semua inkonstitusional. NU mengacu pada Undang-Undang Ormas sedangkan PKB acuannya Undang-Undang Parpol, beda kamar dan beda tugas. PKB dilahirkan untuk alat perjuangan politik sedangkan NU untuk social keumatan,” ujar Gus Jazil. 

 

Sebelumnya, Gus Yahya mengatakan karena PKB lahir dari rahim NU maka sudah sepantasnya PKB berkhidmat ke NU dan memberi manfaat untuk warga seluas-luasnya. Gus Yahya juga mendorong supaya PKB memperhatikan aspirasi-aspirasi yang ada di NU.

 

”Kami menyadari bahwa NU dan PKB ini dua entitas yang berbeda dan terpisah. Tidak ada hubungan struktural sama sekali, tidak bisa misalnya PBNU membuat SK memecat Ketum PKB atau membatalkan keputusan PKB melalui SK. Itu tidak bisa, kita tahu, kami menyadari itu,” ujar Gus Yahya kepada wartawan di Surabaya, Selasa (13/8/2024). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement