Kamis 15 Aug 2024 19:23 WIB

Upaya Pengambilalihan PDIP yang Diungkap Megawati dan Bantahan Staf Khusus Jokowi

Megawati mengurungkan niat pensiun setelah tahu ada pihak yang mau ambil alih PDIP.

Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika.co.id
Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Antara

Seusai pengumuman bakal calon kepala daerah yang akan diusung di Pilkada Serentak 2024, di kantor DPP PDIP, Jakarta, pada Rabu (14/8/2024), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya batal pensiun menjadi ketua umum lantaran ada pihak yang ingin mengambil alih partai berlambang banteng moncong putih itu. 

Baca Juga

Awalnya, Megawati mengatakan bahwa di usianya yang saat ini menginjak 77 tahun sudah seharusnya pensiun. Kendati demikian, dia masih diminta untuk menjadi Ketua Umum PDIP hingga 2025.

Menurutnya, kalau orang lain diminta untuk menjadi ketua umum pastinya akan senang, sedangkan dirinya masih mempertimbangkan hal itu. Megawati pun mengaku ingin beristirahat dari dunia politik untuk dapat menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Kalau orang kan senang banget ya, aku bilang sama Hasto, 'gue pikirin dulu ya, To'. Gue rasanya kepengin juga deh kumpul sama keluarga, ini disuruh jadi ketum lagi, ketum lagi," ujar Megawati.

Selain itu, dia mengatakan selama menjadi ketua umum masih banyak kader yang tidak patuh terhadap perintahnya. Hal inilah yang juga membuat putri Proklamator RI Soekarno enggan untuk kembali memimpin PDIP.

"Aih, tahu-tahu disuruh jadi ketua umum tapi tidak menurut semua, ngapain tidak nurut," katanya.

Meski begitu, dirinya membatalkan niatnya untuk pensiun lantaran mengetahui ada yang ingin mengambil alih partai. Dia menilai kondisi tersebut sudah gawat.

"Eh begitu dengar ini akan diambil, 'nih kayaknya PDI Perjuangan'. Saya mau jadi ketua umum lagi. Keren apa tidak?" tanya Megawati.

Sebagai informasi, Megawati Soekarnoputri diperpanjang sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan hingga 2025. Hal itu terungkap saat dirinya melantik dan memperpanjang masa jabatan pengurus DPP PDIP di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

photo
Raihan Suara Parpol di Pemilu 2024 - (Infografis Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement