Selasa 01 Aug 2023 18:00 WIB

Ketahui Efek Samping hingga Cara Penggunaan Diltiazem

Cocok untuk atasi Hipertensi, kenali apa itu Diltiazem, dosis, dan aturan pakainya di artikel ini. Jangan sembarang pakai!

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa dialami oleh orang muda maupun tua. Meski mungkin terdengar sepele, tetapi hipertensi yang tidak tertangani dengan baik bisa berdampak serius pada kesehatan. Bahkan, hipertensi telah menjadi salah satu faktor risiko dalam berbagai penyakit mematikan.

Karena itu, hipertensi perlu untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat agar bisa terkontrol dan tidak memburuk. Hal pertama yang harus dilakukan ketika tekanan darah mulai terdeteksi tinggi adalah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Jika perubahan pola hidup tidak cukup untuk membuat tekanan darah menjadi normal, maka obat-obatan diperlukan untuk membantu. Salah satu yang bisa digunakan adalah diltiazem. 

Lalu seperti apa cara menggunakan obat ini dengan benar? Apa efek samping yang mungkin dirasakan setelah menggunakannya? Simak pembahasan soal diltiazem berikut.

Baca Juga: Sedia Obat Setiap Waktu, Ketahui Lokasi Apotek Terdekat

 

Diltiazem Jadi Pilihan Atasi Hipertensi

Diltiazem

Diltiazem menjadi salah satu obat yang cukup sering digunakan untuk mengatasi hipertensi. Obat ini biasanya baru bisa didapat pasien ketika sudah mengantongi resep dokter. Jadi kamu tidak bisa bebas membelinya di apotek.

Obat ini tergolong ke dalam antagonis kalsium, yakni obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan di pembuluh darah dan jantung. Cara kerja obat golongan ini yakni menghambat kalsium masuk ke dinding pembuluh darah dan sel-sel jantung. Anak-anak hingga orang dewasa bisa menggunakan Diltiazem.

Diltiazem Hadir dalam Berbagai Bentuk Sediaan

Di pasaran obat ini hadir dengan berbagai merek dagang. Beberapa di antaranya adalah Herbesser, Farmabes, Diltiazem, Dilmen, dan Cordila SR. Berbagai merek obat-obatan ini memiliki bentuk sediaan dan ukuran yang berbeda-beda.

Ada yang 30 mg, 60 mg, 100 mg, 180 mg, hingga 200 mg. Sementara untuk bentuk sediaannya ada suntik, kapsul lepas lambat, serta tablet.

Diltiazem Tidak Hanya untuk Obati Hipertensi

Diltiazem merupakan obat yang masuk ke dalam golongan antagonis kalsium. Cara kerja obat jenis ini adalah dengan menghambat kalsium masukke dalam dinding pembuluh darah dan sel-sel jantung. Akibatnya, pembuluh darah jadi melebar dan otot jantung jadi lebih rileks. 

Obat dalam golomgan ini bisa digunakan untuk membuat kerja jantung untuk memompa darah jadi lebih ringan, mengendalikan detak jantung, memperbaiki aliran darah ke jaringan, serta menurunkan tekanan darah.

Karena kemampuannya, obat ini seringkali dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit tekanan darah tinggi. Selain itu juga sebagai pencegahan terjadinya nyeri dada.

Penggunaan Diltiazem Bisa Sebabkan Efek Samping

Secara umum, obat ini sebenarnya sudah aman untuk digunakan. Tetapi sama seperti obat lainnya, efek samping masih mungkin terjadi pada sebagian orang. Tetapi umumnya reaksi yang dialami tergolong ringan dan bisa sembuh sendiri dalam beberapa waktu kemudian.

Efek samping yang mungkin terjadi seperti bengkak pada tungkai, pergelangan kaki, atau kaki. Orang mungkin juga mengalami susah buang air besar, sakit perut, merasa lemah, tidak bisa diam atau gelisah, mual, pusing, serta sakit kepala.

Tetapi terkadang, beberapa efek samping yang lebih berat mungkin juga dirasakan meskipun jarang. Misalnya saja suasana hati yang tiba-tiba berubah, kencing warnanya gelap, bagian kanan atas perut terasa nyeri, hingga terjadi penyakit kuning. Bisa juga jantung jadi berdetak tidak teratur, muntah dan mual yang parah, pingsan, keringat dingin, serta penglihatan kabur.

Seandainya efek samping yang dirasakan tidak membaik, timbul reaksi alergi, atau justru efek yang muncul parah, segera datang ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.

Harga Diltiazem Bervariasi

Meskipun obat ini harus dibeli dengan resep dokter, ternyata harga yang ditawarkan sangat bervariasi. Harganya berkisar di angka ribuan hingga ratusan ribu rupiah, tergantung dari merek dagang yang dibeli.

Misalnya saja untuk merek Diltiazem 30 mg, harga untuk satu strip yang berisi sepuluh tablet tidak sampai Rp5.000. Kemudian untuk Farmabes dibanderol sedikit lebih mahal yakni sekitar Rp4 ribuan sampai Rp8 ribuan.

Tetapi jika kamu menginginkan harga yang lebih mahal, merek dagang Herbesser bisa jadi pilihan. Harga yang termurah sekitar Rp50 ribuan untuk yang dosis 60 mg dan termahal hingga sekitar Rp700 ribuan untuk yang 200 mg.

Cara Menggunakan Diltiazem dan Dosis yang Harus Diminum

Minum Obat

Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh dokter. Jangan mengurangi maupun menambah dosis tanpa ada rekomendasi dokter. Kamu bisa mengonsumsi obat ini sesudah maupun sebelum makan.

Obat ini juga tidak boleh dihentikan begitu saja meskipun sudah merasa lebih baik. Kamu perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan berhenti menggunakan obat ini.

Jika kamu menggunakan diltiazem berbentuk kapsul lepas lambat, jangan dibelah, dihancurkan, atau dikeluarkan isinya. Telanlah secara utuh bersama dengan makanan lunak atau air putih.

Untuk pemberian dosisnya berbeda-beda tergantung dengan jenis penyakit yang ingin diobati serta usia pasien.

Untuk mengatasi angina pektoris pada lansia, diberikan kapsul lepas lambat 60 mg sehari dua kali. Jika denyut jantung di atas 50 denyut per menit, dosis bisa dinaikkan hingga 240 mg per hari.

Sementara pada orang dewasa yang lebih muda, diltiazem tablet lepas cepat 30 mg sehari diberikan empat kali. Dosis bisa dinaikkan sehari hingga 360 mg. Sementara untuk kapsul lepas lambat 60 mg diberikan sehari tiga kali dan bisa dinaikkan hingga 480 mg sehari.

Kemudian jika untuk mengatasi tekanan darah tinggi, digunakan kapsul lepas lambat. Pada lansia, pemberian awal sehari dua kali dengan dosis 60 mg dengan dosis maksimal 240 mg sehari. Kemudian pada orang dewasa lebih muda diberikan dua kali sehari 90-120 mg untuk dosis awal dan bisa dinaikkan sampai 360 mg sehari.

Tidak hanya berbentuk tablet, obat ini juga hadir dalam sediaan suntik. Untuk pemberian diltiazem suntik, dokter yang akan menentukan dosis dan obat akan diberikan dalam pengawasan ketat. Obat dalam sediaan ini dipakai untuk mengobati aritmia.

Obat ini harus disimpan di tempat tertutup yang kering dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Tetes Mata Terbaik yang Bisa Kamu Temukan di Apotek

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Diltiazem

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan seandainya akan menggunakan diltiazem. Hal yang terpenting adalah, kamu harus selalu jujur kepada dokter tentang keadaan yang sedang dirasakan.

  1. Jangan berbohong atau menutupi kondisi sebenarnya.

    Sebab, dokter perlu tahu tentang beberapa hal sebelum memutuskan apakah kamu bisa menggunakan obat ini atau tidak. Misalnya, apakah saat ini kamu sedang mengonsumsi obat lain, produk herbal, atau suplemen.

    Selain itu, dokter juga perlu tahu apakah kamu berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui. Termasuk juga riwayat kesehatan yang kamu miliki seperti apakah baru-baru ini kamu mengalami edema paru atau terkena serangan jantung.

    Dokter juga perlu tahu apakah kamu punya riwayat mengalami hernia atau sumbatan di saluran pencernaan lain, porfiria, asma, penyakit ginjal, penyakit hati, tekanan darah rendah, diabetes, maupun aritmia.

    Seandainya kamu akan menjalani prosedur medis tertentu, misalnya operasi, katakan pada dokter jika kamu sedang memakai diltiazem. Kamu juga harus mengatakan jika memiliki riwayat alergi dengan  obat ini.

  2. Bila mengalami overdosis 

    Jika muncul mengalami overdosis, muncul efek samping parah, atau terjadi gejala alergi obat, segera kunjungi pusat layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan bantuan.

    Selain itu, kamu juga harus mewaspadai kemungkinan terjadinya interaksi diltiazem dengan makanan atau obat lain. Misalnya, grapefruit dan semua produk turunannya bisa menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersama obat ini.

    Selain itu, beberapa obat lain seperti rifampicin, obat golongan statin, clonidine, digoxin, ivabradine, amiodarone, obat golongan penghambat beta, cyclosporin, benzodiazepine, cilostazol, phenytoin, carbamazepine, hingga obat kortikosteroid. 

Gunakan Diltiazem Sesuai dengan Petunjuk Dokter

Sebagai obat resep, penggunaan diltiazem sebaiknya sesuai dengan petunjuk yang diberikan dokter. Hindari untuk mengurangi atau menambah dosis maupun menghentikan penggunaan obat ini tanpa ada rekomendasi dari dokter.

Kamu juga perlu memperhatikan kemungkinan interaksi antara diltiazem dengan obat lain atau makanan tertentu. Jadi, hindari mengonsumsinya bersama makanan maupun obat lain yang bisa berinteraksi dengan obat ini.

Harga diltiazem di pasaran juga sangat beragam, dari yang sangat terjangkau hingga yang cukup menguras kantong. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan merek obat yang sesuai dengan kebutuhan dan isi kantong.

Baca Juga: Obat Paracetamol, Berikut Cara Pakai, Dosis dan Efek Sampingnya

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement