Rabu 04 Sep 2024 00:00 WIB

Megathrust dan Misteri Azab Gempa dalam al-Ankabut ayat 37

Megathrust merupakan bencana gempa yang dahsyat.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi berdoa agar terhindar dari bencana gempa.
Foto: AP Photo/Armando Franca
Ilustrasi berdoa agar terhindar dari bencana gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset Nasional (BRIN) memprediksikan gempa dahsyat Megathrust terjadi di sejumlah titik Pantai Selatan Jawa. Tidak main-main, kekuatannya diperkirakan mencapai 9 skala richter yang dapat menghancurkan bangunan.

Gempa jenis ini merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" itu artinya sesar sungkup. Letaknya berada di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).

Baca Juga

Dilansir dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017, berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust. Gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.

Zona megathrust diistilahkan untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jauh sebelum megathrust, ribuan tahun lalu, gempa dahsyat juga terjadi sebagai bentuk azab Allah terhadap orang-orang zalim. Salah satunya direkam langsung oleh Allah dalam Surah Al-Ankabut ayat 37

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ

Fa każżabụhu fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn

Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.

Penjelasan

Oleh sebagian ulama seperti Hasan al-Bashri dan Malik bin Anas, Syuaib diperkirakan sebagai mertua Nabi Musa alaihissalam. Nabi Musa diprediksi pernah bertemu dengan nabi yang mendapatkan amanah mendakwahkan tauhid di kalangan masyarakat Madyan. Diperkirakan mereka hidup pada masa 1200-an SM.

Lihat halaman berikutnya >>>

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement